Look Beyond

Tuesday, December 7, 2010
December
It's December ...
My mind goes back to the time when i met you. It was a hard rain with tunders dancing in the sky. I got scared. You were smiling to me gently and said that everything's gonna be fine. You took my hand, held it tightly and made me felt save. The days when this feeling started to grow. The days when i have your smile in my every breathe. The days when i gave you sunshine to grow, to see, to make it as yours.
"It's December ..."
This is the place where I spend most of my time sharing and have fun with those wonderful people. This time we have no worry, no duty. We are free. We can get so much happiness these days. Joking, playing, watching, singing, laughing all the day. Noone will break our day. In this place, where we have a lot of memory to be remembered about this time being.
It's December ...
The day is getting dark. It is so silent when the other side of this world has a huge party. I just stay here under the bright sky, looking at the stars. This time, I'm alone. Noone is around me. Only the stars. I have lost your smile. But it's alright. At least you still keep my sunshine. It's enough to make me feel precious. Though a part of my heart has gone, I try to make it okay. This night, when i finally can say i can let you go, it's the end of this day and I'm going to face a new day. I'm gonna be okay. I pray to God to keep the sunshine in you, so you won't get cold or lost. I pray to God to keep me in the right way to find my own sunshine that I will keep forever.
It's a beautiful and meaningful times in the end of the year.
It's December...
Monday, December 6, 2010
Please Make It Only As My Nightmare
It took so long when i opened my eyes and realized that the storm was over. I saw my family. They were fine. But my mother was angry of having her children suffered by the storm that you had made. My brother still held on my arm tightly. His face looked so mad but he tried to keep it. And I felt so lucky to see my father seemed to know nothing about the storm. And my sister, she got into tears. She yelled of me to know you. I was crying. This was the first time i saw her tears. And it ran down her face because of me. I who had been knowing you. I sreamed and cried ...
I really hate that case. I really wish that it was only my nightmare. But you don't ...
I've let things going how they suppose to be by skipping that case. Though it's not easy at all, i made it. But it seems that you throw away all of my efforts to erase that incident of my memory. You can't let things going fun. Actually i can do that. But you don't! That makes me cannot do that either!
Please...
I wanna make it gone. Don't show the flashback with your eyes. I don't wanna see that. Please...
That would be better for us all. Just say that the storm does never happen. And get your eyes do the same!
Friday, December 3, 2010
Dear You :)
Maaf ...
Aku sudah menggenggam cahayamu terlalu erat hingga ia tak dapat bersinar. Tapi tolong jangan salahkan aku atas itu. Kalau tidak aku akan menangis di hadapanmu.
Maaf ...
Aku terlalu angkuh untuk menyangkali bahwa cahaya itu adalah cahaya yg ku hidupkan dengan kedua tanganku. Aku tidak mampu memberi terang di jiwaku sendiri. Maka aku menghidupkan cahaya itu di jiwamu untuk menerangi jiwaku. Dan jika kini kau harus membawa jiwamu cahaya itu jauh dariku, maka lakukanlah. Hatiku sudah tidak apa-apa. Ia sudah bisa tersenyum hanya dengan melihatmu dari jauh, seperti gadis kecil yg tersenyum melihat bintang malam yg bersinar jauh di langit. Dan jiwaku, ia sudah bisa kembali dengan cahaya-cahaya kecil yg kadang redup itu. Ia takkan lagi memohon padaku untuk terus menggenggam tanganmu. Lakukanlah apa yg harus kau lakukan. Dengan cahaya dari jiwaku, terangilah jiwa lain di seluruh dunia. Kini kau akan bisa melakukan itu. Aku tak akan lagi berharap kau akan melakukan berbagai hal untukku seperti yg kau lakukan dulu. Hanya satu yg aku harap akan selalu kau lakukan hingga ujung usiamu. Jagalah cahaya itu agar tetap terang. Meskipun pasti datang saatnya dia meredup, jangan biarkan cahaya itu mati. Karena tak akan ada lagi jiwaku yg membuatnya terang kembali, kau harus membuat jiwamu bisa melakukannya sendiri. Dengan seluruh jiwa dan ragaku, dari setiap hal yg Tuhan ciptakan untuk makhluk-Nya, hanya itu hal yg paling ku minta darimu.
Kau...
Bintang terang yg jauh di sana, tetaplah bersinar dan tersenyum untuk dunia. Meski aku hanya bisa melihat senyuman itu dari dalam hatiku, pastikanlah itu benar-benar yg kau lakukan ...
Akhirnya keberanian pun datang untukku menyanyikan lagu itu ...
Tuesday, November 30, 2010
Another "Why"
Sungguh, aku menyayangi mereka. Dan aku menghargai setiap apa yang mereka katakan padaku. Tak akan ada hal yang ku lakukan jika mereka berkata tidak dengan tegas padaku. Aku selalu ingin menjadi seorang anak yang selalu mereka inginkan. Tapi, tampaknya semua tak berjalan mulus seperti yang ku harapkan. Begitu banyak hal yang ku inginkan di dunia ini. Tapi langkah awal untuk mencapai semua itu adalah hal yang paling penting. Dan dasar dari semua dasar dari setiap langkah yang ingin ku ambil untuk hidupku itu adalah persetujuan orang tuaku. Bagi sebagian orang kata "ya" dari orang tua mereka mungkin tidak begitu penting dan besar artinya bagi mereka. Tapi bagiku, itu adalah langkah besar pertama yang harus ku dapatkan sebelum aku memulai langkah yang lain. Aku akan berhenti melakukan hal yang ku lakukan dengan senyum jika orang tuaku berkata tidak. Tapi masalahnya mereka tak tahu apa mauku. Yang mereka tahu hanyalah apa yang mereka pikir hal yang benar yang perlu ku lakukan. Meski di satu sisi aku menolak untuk melakukannya, tapi di sisi lain itu selalu mengganggu fikiranku. Hidupku tak pernah tenang kalau memikirkan itu.
Tak bisakah sedikit saja mereka memikirkan apa yang aku mau?
Tak bisakah sedikit saja mereka tersenyum padaku dan berkata mereka ada untukku?
Tak bisakah sedikit saja mereka menjadi tempat dimana aku bisa menumpahkan semua perasaan yang ku dapatkan di kehidupanku?
Demi semua yang ada di langit dan bumi, merekalah yang terpenting di hidupku. Aku sayang mereka dan tak mau membuat mereka merintih dan kecewa. Aku ingin menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Tapi tidak bisakah mereka menjadi seperti yang ku inginkan? Sedikit saja...
Sunday, November 21, 2010
Why -
In this wonderful place, where there are so many people with smiling nicely faces, shouldn't I feel happy? With those nice people shouldn't I feel great? But why now it hurts? How can I be like this? I know their faces, but I don't know them. I know this place, but i still wondering where i am. Why does it happen? What should i do? They are nice. They are my friends. But why do i feel like a stranger here? They are looking at me. But why i feel noone is attending me? This place is wonderful. I live in this place this time left. But why do i feel that i don't belong here? Why I feel so lonely in this crowded place?
Saturday, November 20, 2010
어떡하죠 - What Should I Do?
한걸음 만큼 그 댈 보내면 눈 물이나
Han-geol-eum man-keum geu-dael bo-nae-myeon nun-mul-i-na
한걸음 만큼 그 대가 가면 더 눈물이 흘러 와
Han-geol-eum man-keum geu-dae-ga ga-myeon deo nun-mul-i heul-reo wa
손을 뻗어도 손 내밀어도 닿을수 없 는 곳으로
Son-eul bbeod-eo-do son-nae-mil-eo-do dah-eul-su eobs-neun gos-eu-ro
그대 가는데 잡 지 못하고 난 울고만 있죠
Geu-dae ga-neun-de jab-ji mot-ha-go nan ul-go-man itt-jyo
어떡하죠 어떡하죠 그 대가 떠나가네요
Eo-ddeok-ha-jyo eo-ddeok-ha-jyo geu-dae-ga ddeo-na-ga-ne-yo
어떡하죠 어떡하죠 날 두고 떠나가네요
Eo-ddeok-ha-jyo eo-ddeok-ha-jyo nal-du-go ddeo-na-ga-ne-yo
사랑해요 사랑해요 목 놓아 불러보지만
Sa-rang-hae-yo sa-rang-hae-yo mok-noh-a bul-leo-bo-ji-man
그댄 듣지 못 해요 가슴으로만 외 치고 있으니
Geu-daen deud-ji mot-hae-yo ga-seum-eu-ro-man wi-chi-go iss-eu-ni
하루온종일 지워보지만 또 떠올라
Ha-ru-on-jong-il ji-weo-bo-ji-man ddo ddeo-ol-la
하루온종일 이별하지만 또 다시 떠올라
Ha-ru-on-jong-il i-byeol-ha-ji-man ddo da-shi ddeo-ol-la
손을 뻗어도 손 내밀어도 안을수 없 는 곳으로
Son-eul bbeod-eo-do son-nae-mil-eo-do an-eul-su eobs-neun gos-eu-ro
그댄 갔지만 찾 지 못하고 난 울고만 있죠
Geu-daen gatt-ji-man chat-ji mot-ha-go nan ul-go-man itt-jyo
어떡하죠 어떡하죠 자 꾸 그대만 보 여요
Eo-ddeok-ha-jyo eo-ddeok-ha-jyo ja-ggu geu-dae-man bo-yeo-yo
어떡하죠 어떡하죠 난 그댈 사랑하는데
Eo-ddeok-ha-jyo eo-ddeok-ha-jyo nan geu-dael sa-rang-ha-neun-de
미안해요 미안해요 내 말이 들리시나요
Mi-an-hae-yo mi-an-hae-yo nae-mal-i deul-li-shi-na-yo
다시 돌아와줘요 그 대 아니면 난 안되니까요
Da-shi dol-a-wa-jweo-yo geu-dae a-ni-myeon nan an-doe-ni-gga-yo
어떡하죠 어떡하죠 난 오직 그대뿐인데
Eo-ddeok-ha-jyo eo-ddeok-ha-jyo nan o-jik geu-dae-bbun-in-de
어떡하죠 어떡하죠 그 대가 떠나가네요
Eo-ddeok-ha-jyo eo-ddeok-ha-jyo geu-dae-ga ddeo-na-ga-ne-yo
어떡하죠 어떡하죠 날 두고 떠나가네요
Eo-ddeok-ha-jyo eo-ddeok-ha-jyo nal-du-go ddeo-na-ga-ne-yo
사랑해요 사랑해요 목 놓아 불러보지만
Sa-rang-hae-yo sa-rang-hae-yo mok-noh-a bul-leo-bo-ji-man
그댄 듣지 못 해요 가슴으로만 외 치고 있으니
Geu-daen deud-ji mot-hae-yo ga-seum-eu-ro-man wi-chi-go iss-eu-ni
TRANSLATION
When I let you go one step further, my eyes overflow with tears
When you walk away one step further, more tears are falling
As you move away to a place where I can’t reach you, even if I reach out my hand
I can’t catch you, I can only cry
What should I do? What should I do? You’re leaving
What should I do? What should I do? You’re leaving me
I love you, I love you, I cry out to you
But you can’t hear me, because I am only shouting in my heart
All day long I try to forget you, but I think of you again
All day long I try to say goodbye, but I think of you
Although you went to a place where I can’t hold you, even if my hand reaches out for you
I can’t find you, I can only cry
What should I do? What should I do? I can only see you
What should I do? What should I do? I love you only
I am sorry, I am sorry, can you hear me?
Please come back to me, if it’s not you, I can’t go on
What should I do? What should I do? I only have you
What should I do? What should I do? You’re leaving
What should I do? What should I do? You’re leaving me alone
I love you, I love you, I cry out to you
But you can’t hear me because I am only shouting in my heart
shiny shiny* : I should sing this song these days. But 'till when?
Friday, November 19, 2010
Without Words - 말도 없이
Hangul :
하지말걸 그랬어 모른척 해버릴걸
안보이는 것처럼 볼수없는 것처럼
널 아예 보지말 걸 그랬나봐
도망칠 걸 그랬어 못들은척 그럴걸
듣지도 못하는 척
들을 수 없는 것처럼
아예 네 사랑 듣지 않을걸
말도 없이 사랑을 알게 하고
말도 없이 사랑을 내게 주고
숨결 하나조차 널 담게 해놓고
이렇게 도망가니까
말도 없이 사랑이 나를 떠나
말도 없이 사랑이 나를 버려
무슨말을 할지 다문 입이
혼자서 놀란것 같아
말도 없이 와서
왜 이렇게 아픈지 왜 자꾸만 아픈지
널 볼수 없다는건
네가 없다는거 말고
모두 예전과 똑같은건데
말도 없이 사랑을 알게 하고
말도 없이 사랑을 내게 주고
숨결 하나조차 널 닮게 해놓고
이렇게 도망가니까
말도 없이 사랑이 나를 떠나
말도 없이 사랑이 나를 버려
무슨말을 할지 다문 입이
혼자서 놀란것 같아
말도 없이 눈물이 흘러내려
말도 없이 가슴이 무너져가
말도 없는 사랑을 기다리고
말도 없는 사랑을 아파하고
넋이 나가버려 바보가 되버려
하늘만 보고 우니까
말도없이 이별이 나를찾아
말도없이 이별이 내게와서
준비도 못하고 널 보내야하는
내맘이 놀란것 같아
말도없이 와서
말도 없이 왔다가
말도 없이 떠나는
지나간 열병처럼 잠시 아프면 되나봐
작은 흉터만 남게되니까
Romanization :
Hajimal geol geuraesseo moreuncheok haebeorilgeol
Anboineun geotcheoreom bolsueopneun geotcheoreom
Neol aye bojimalgeol geuraetnabwa
Domangchil geol geuraesseo motdeuleuncheok geureolgeol
Deutjido motaneun cheok
Deuleul su eopneun geotcheoreom
Aye ne sarang deutji aneulgeol
Maldo eopsi sarangeul alge hago
Maldo eopsi sarangeul naege jugo
Sumgyeol hanajocha neol damge haenotgo
Ireoke domangganigga
Maldo eopsi sarangi nareul ddeona
Maldo eopsi sarangi nareul beoryeo
Museunmaleul halji damun ibi
Honjaseo nollangeot gata
Maldo eopsi waseo
Wae ireoke apeunji wae jagguman apeunji
Neol bolsu eopdaneungeon
Nega eopdaneungeo malgo
Modu yejeongwa ddokgateungeonde
Maldo eopsi sarangeul alge hago
Maldo eopsi sarangeul naege jugo
Sumgyeol hanajocha neol damge haenotgo
Ireoke domangganigga
Maldo eopsi sarangi nareul ddeona
Maldo eopsi sarangi nareul beoryeo
Museunmaleul halji damun ibi
Honjaseo nollangeot gata
Maldo eopsi nunmuli heulleonaeryeo
Maldo eopsi gaseumi muneojyeoga
Maldo eopneun sarangeul gidarigo
Maldo eopneun sarangeul apahago
Neoksi nagabeoryeo baboga doebeoryeo
Haneulman bogo unigga
Maldo eopsi ibyeoli nareulchaja
Maldo eopsi ibyeoli naegewaseo
Junbido motago neol bonaeyahaneun
Naemami nollangeot gata
Maldo eopsi waseo
Maldo eopsi watdaga
Maldo eopsi ddeonaneun
Jinagan yeolbyeongcheoreom jamsi apeumyeon doenabwa
Jageun hyungteoman namgedoenigga
Translation :
I shouldn’t have done that,
I should have pretended not to know
like I didn’t see it, like I couldn’t see it
I shouldn’t have looked at you in the first place
I should have run away
I should have pretended I wasn’t listening
like I didn’t hear it, like I couldn’t hear it
I shouldn’t have heard your love in the first place
Without a word, you made me know what love is
Without a word, you gave me your love
Made me fill myself with your every breath
Then you ran away
Without a word, love leaves me
Without a word, love abandons me
Wondering what to say next
My lips were surprised
It came without a word
Why does it hurt so much?
Why does it hurt continuously?
Except for the fact that I can’t see you anymore, and that you’re not here anymore
otherwise, it’ll be just the same like before
Without a word, you made me know what love is
Without a word, you gave me your love
Made me fill myself with your every breath
Then you ran away
Without a word, love leaves me
Without a word, love abandons me
Wondering what to say next
My lips were surprised
Without a word, tears starts falling down
Without a word, my heart is broken
Without a word, I waited for love
Without a word, love hurts me
I’ve become transparent, I’ve become a fool
and I cry just by looking at the sky
Without a word, separation finds me
Without a word, the end comes to me
It tool my heart by surprised
To send you away unexpectedly
It came without a word
Without a word, love appears
Without a word, love vanishes
Like a fever I’ve had, maybe all I have to do is hurt for a while
Because in the end, the only thing that remains are scars
Monday, November 15, 2010
Bintang
Aku bingung ketika melihatmu tak ada di sampingku saat malam aku melihat langit. Kau menghilang ...
Dalam kesendirian, dengan mata yg berkaca-kaca, aku pun duduk di tempat itu. Aku melihat langit. Seperti biasa, bintang-bintang itu selalu cantik dan bercahaya. Tapi ada satu bintang yg berbeda. Bintang itu tak pernah ada sebelumnya. Ku usap kedua mataku, menghapus air mata. Bintang itu begitu terang. Setelah aku memperhatikannya lebih jauh, air mataku pun jatuh kembali. Tak tertahankan. Ada bom meledak di dadaku. Aku menangis keras.
Bintang itu kau ...
Malam-malam setelahnya ku habiskan dengan penuh pilu, melihatmu yg jauh di sana. Begitu bersinar, begitu indah. Tapi aku hanya bisa melihat dari jauh. Aku tak bisa lagi menggapaimu dan melihat senyummu. Aku hanya bisa duduk sendiri setiap malam. Memandangimu yg semakin hari semakin indah. Apalagi dengan bintang-bintang yg indah lainnya di sana yg mengelilingimu dan menjadikanmu pusat perhatian mereka. Tampaknya kau bahagia. Satu senyumku pun kembali :)
Pilu di hatiku mulai terkikis. Walaupun rasanya tetap tak sama memandangi bintang tanpamu di sampingku, tapi setidaknya kau masih sama di mataku. Indah. Karena kini kau lah bintangku. Benar-benar sebuah bintangku. Bintang yg indah di langit, yg tak bisa aku gapai.
Suatu malam aku kembali ke tempat yg sama, tempat kita memandangi bintang bersama. Aku terkejut melihatmu. Entah kau menjauh dariku atau cahayamu meredup, kau tampak tak seperti biasanya. Aku mulai cemas. Aku tidak tahu apa yg sedang terjadi padamu. Lalu aku pun berdoa di bawah sinar bulan dan gemintang yg bertebaran di langit. Memohon agar Sang Pencipta melindungimu saat kau tak berdaya, dan menghangatkan hatimu saat kau gundah.
Bintangku, kau sudah berada cukup jauh dariku. Aku mohon tetaplah bersinar dengan terang. Karena aku tak bisa lagi mengusir gundahmu seperti dulu saat kau masih ada di sampingku. Aku mohon. Aku tak akan memintamu kembali padaku. Karena itu, bahagialah tanpa aku. Aku di sini hanya bisa melihat mu dari jauh. Di sini, aku akan tersenyum melihat cahaya terangmu. Dan aku juga akan menangis jika cahaya itu redup. Aku mohon, bahagialah. Karena aku tak bisa lagi menghampirimu untuk menanyakan kabarmu. Aku hanya bisa berdoa untukmu. Aku mohon, bahagialah ...
My Story About 'My You'
First time i saw you, i never thought it would be like this now. Although we were in the same class, we almost never talked each other. 'till you fell in love to my buddy. It was when i was in broken heart. Your friend almost made me die in tears. But finally i could stand up and became stronger. You started to talk much to me. You were so loyal to my buddy. And i was so envy about that. But, unfortunately she didn't do the same way as yours.
Two of us felt so dissapointed to her. I started to feel that she wasn't my true buddy, and you felt you were stubbed from behind by her. That's the first time you started to look at me differently. We were getting closer till my brother finally went uptown to get his education. I get teary in my cheek. Then you promised me that you would be my brother as he was so far away from me. Honestly, you made me felt better. I could erase my tears.
We were getting closer and closer. I never thought you would do that. You thought my favourite colour was black. Since that, you would always wore black if you want to see me. And almost everything that you have just bought was black. Your motorbike, bag ...
You were right. I love black. But i don't always love black. If you know, i love when you wear white the most :)
And it was the first time i told you that i wanted to wear veil. You said no. But i didn't care. I kept my will thightly. Hhhh.... Nobody ever guess that would be the start of all the things you get now.
That was the big step of my life, and also yours. We were getting closer. I told you so many times to pray when the time was comming. It didn't work.
One day i told that i have joint rohis. It was so fun and useful. You started to think so, and finally you also joint that activitiy in your school. That was the greatest point of yours. And it has changed everything. For you, and for me ...
Now you will look at girls with veil better than girls without veil. But i think that's not including me. Not anymore ...
Don't you know you are so shiny and sweet? Many butterflies will come to make you as their. But i'm now not one of those butterflies...
I never thought you would be like now on. I'm so happy about that. I swear. But i can't see you who always wore black for me. I can't see you who always makes me feel save and throws away my loneliness. My heart is smiling but with much tears wich makes it wet. It's also crying because it feels lose. It loses the preciouse one who always makes it precious. If i could, i really want to sream and say how much i miss my you. But i can do nothing to make my you come back. Even now i can't get my tears. But my heart is dying. Can i see my you again? At least to say good bye if my you wants to leave me forever. I hate to be left. I hate to be alone. So please at least let me say good bye...
Doa Seorang Hamba
Tuhanku,
hari ini aku kembali bersimpuh di hadapan-Mu. Karena aku tahu Kau lah sebaik-baiknya tempatku mengadu.
Tuhanku,
aku tidak mengerti. Mengapa Kau buat rasa ini hidup begitu besar jika pada akhirnya harus ku bunuh sendiri? Mengapa Kau buat dia menjadi begitu indah jika pada akhirnya aku bisa saja mengutuknya? Mengapa kau buat dia begitu baik jika pada akhirnya kebaikan itu yg membuatku menangis? Mengapa lewat aku Kau buat dia mendekati-Mu sementara hal itu yg membuat hatiku merintih merindukannya? Setelah semua itu, lalu mengapa tak Kau buat dia bertahan menghadapi pendirianku? Aku berdiri disini, bimbang untuk bergerak bahkan olehnya, karena aku takut akan menjauh dari-Mu. Kau lah seindah-indahnya hal yg ada di hati setiap manusia. Kau lah satu-satunya yg tak ingin ku lepas bahkan hingga jiwa ini terlepas dari raga. Aku tak berani membayangkan jika hati ini harus berada terlalu jauh dari-Mu. Sungguh, itu bagaikan mimpi buruk yg abadi
Namun hal ini, hanya atas kehendak-Mu semuanya terjadi. Kau buat aku tak percaya pada mereka untuk menjagaku dari kemungkinan buruk yg bisa dilakukan makhluk kecil seperti kami. Tapi sampai kapan akan seperti ini? Aku bisa saja tanpa sadar melukai mereka. Aku tak mau melukai mereka, meskipun mereka bisa saja melukaiku berkali-kali. Karena itu sama halnya dengan melukai orang yg menemaniku beranjak dewasa.
Kau hadirkan dia di mimpiku berkali-kali. Membuatku menerka-nerka apa yg sebenarnya ingin Kau tunjukkan padaku. Tapi hingga kini aku masih tak mengerti. Benarkah ini yg Kau inginkan untukku? Benarkah ini yg terbaik untukku? Maafkan jika pemahaman makhluk-Mu ini terlalu dangkal. Karena tak pernah ada artinya fikiran kami dibandingkan dengan ilmu-Mu yg tak terhingga. Tapi sungguh aku rindu dia yg dulu. Dia yg selalu menemaniku disaat tak ada yg inginkan kehadiranku. Dia yg selalu ingin berbagi perasaannya yg terdalam padaku disaat orang lain memberiku dusta. Dia yg memecah malamku saat gigiku bergidik di tengah kegelapan yg dingin. Dia yg menghentikanku pergi disaat aku mulai putus asa. Dia yg mengingatkanku bahwa ada orang lain di dunia selain aku. Dia yg membuatku merasa menjadi bintang terindah di tengah malam.
Sungguh,
aku rindu dia...
dan kedekatannya pada-Mu. Dan jika memang dia sudah terlalu jauh dariku, maka jangan jauhi dia, Ya Allah. Kau lah sebaik-baiknya hal yg bisa ku tularkan padanya. Jika sudah tak ada lagi aku di hatinya, jangan biarkan dia jauh dari-Mu. Karena aku tak tahu apa aku bisa membawanya mendekati-Mu lagi.
Ya Tuhanku,
sujud ini hanya ku arahkan pada-Mu. Pinta ini hanya ku tujukan pada-Mu. Dunia dan isinya adalah milik-Mu. Berikanlah mentari untuk mengusir mendung di hatiku. Hadirkanlah gemintang untuk menghiasi langit malamku. Buatkanlah dinding tebal untuk menutupi lubang di jiwaku. Kau lah yg Maha Kuasa. Izinkanlah aku menjadi makhluk-Mu yg selalu Kau berikan hidayah saat tersesat. Izinkanlah aku menjadi makhluk-Mu yg selalu Kau sadarkan saat terlena. Izinkanlah aku menjadi makhluk-Mu yg selalu Kau beri kekuatan saat terluka.
Ya Tuhanku,
Kau yg membuat dia begitu indah. Dengan izin-Mu dia cerah di mataku. Dan dengan izin-Mu cahayanya akan meredup.
Ampuni dosa-dosa kami, Ya Allah. Ampuni dosa-dosa hamba-Mu ini.
Sujudku sepanjang masa hanya milik-Mu...
Laa Ilaha Illallah Muhammadarasulullah ...
Rubah-rubah di Dalam Rumah
rubah-rubah di dalam rumah
sedang apa kalian di sana?
rubah-rubah di dalam rumah
siapa lagi yg hendak kalian tipu?
rubah-rubah di dalam rumah
aku terjebak di suatu ruang di rumah kalian
aku tak tau ruang apa itu
karena aku tak bisa melihat ada cahaya
tapi aku bisa melihat apa yg ada di balik dinding ini
rubah-rubah di dalam rumah
aku tak bisa pergi dari sini
bahkan aku tak mau
karena meskipun kalian penuh tipu
tapi aku cinta hati kalian yg kalian bungkus dg kebohongan
itu lah hati yg hangat dan menyambut
hati yg selalu tersenyum untukku
hati yg peduli padaku
rubah-rubah di dalam rumah
meskipun kalian begitu munafik, tapi aku tak benci
karena kemunafikan itu bagiku hanya sehelai kain tipis yg menutupi diri kalian yg sebenarnya
karena itu, sekalipun aku terjebak di rumah ini
aku tak berniat untuk meninggalkannya
rubah-rubah di dalam rumah
aku cinta kalian
:)
Rumah Sekumpulan Rubah
Biar ku tunjukkan sesuatu padamu, kawan. Lihatlah itu. Itu adalah rumah dimana sekumpulan rubah tinggal. Sekumpulan rubah yg penuh warna yg tak bisa kita sebut dengan jelas, warna apa itu.
Disana, rubah-rubah itu melakukan semua kegiatan mereka. Di saat senja hingga malam mulai larut mereka berkumpul di ruang keluarga. Mereka memasang wajah bahagia dengan senyum yg melengkung manis di setiap wajah berbulu mereka, dan dengan mata yg nyaris tak terbuka. Mata itu, menyipit bukan karena senyuman. Tapi karena mereka tak mau rubah lain mengintip isi hati mereka.
Saat malam semakin larut mereka pergi ke kamar masing-masing, mematikan lampu, memejamkan mata. Mereka tak tidur. Dalam kegelapan itu lah semua kepalsuan itu terbongkar. Hanya disaksikan Sang Pemilik Jiwa, perasaan itu keluar begitu saja. Tak terbatas. Di antara mereka ada yg menangis, ada yg kebingungan, ada yg ketakutan, dan ada pula yg bahagia. Hanya beberapa menit di dalam kegelapan, mereka menjadi dirinya sendiri. Sebelum akhirnya mereka terbuai dalam mimpi.
Matahari terbit. Cahayanya hangat menerobos selah-selah dinding dan pintu kertas rumah itu. Rubah-rubah itu bangun, memulai kegiatan mereka sehari-hari. Ada yg pergi ke ladang, ada yg pergi ke pasar untuk menjual hasil ladang, ada yg berternak, dan ada yg hanya tinggal di rumah. Semua sudah berpencar menjadi kelompok-kelompok kecil. Saat itu rubah-rubah pekerja ladang mulai saling melepaskan mata sipit dan senyumannya. Wajah mereka begitu murni, begitu asli. Tanpa topeng manis yg menempel di otot-otot wajah mereka. Saat itu mereka saling mengatakan apa yg sebenarnya sedang mereka rasakan. Begitupun rubah-rubah peternak, pedagang, dan yg tinggal di rumah. Saat itu jika mereka tersenyum, itu lah senyuman mereka. Jika mereka gusar, itu lah kegusaran mereka. Dan jika mereka takut, itu lah ketakutan mereka. Satu-satunya saat dimana bukan hanya Tuhan yg melihat isi hati mereka. Tapi rubah lain tak juga sempurna. Tak ada satupun dari mereka yg benar-benar bisa mengartikan senyuman, kegusaran, dan ketakutan itu. Dan saat mereka semua kembali ke rumah, mata sipit dan senyum manis itu kembali. Menyembunyikan apa yg ada di baliknya.
Rumah itu adalah sebuah rahasia besar. Tempat dimana seluruh rahasia penghuninya terkumpul tanpa ada satu pun yg tau yg sebenarnya dimaksud dalam tiap-tiap rahasia itu. Bahkan mungkin rahasia mereka sendiri. Karena ketidak tauan itu, maka mereka terpaksa membuat berbagai kedok dan kebohongan. Mereka tak mau orang lain menerka-nerka apa sebenarnya yg tersimpan di hati mereka, sementara mereka sendiri tidak yakin dengan itu. Yg mereka tau, keluarga itu, meskipun tak pernah benar-benar cerah di mata mereka, tapi itu masih yg terbaik yg mereka miliki.
Kkum, Yaksok (The Dream, The Promise - part 2)
Gadis itu perlahan membuka matanya. Pandangannya masih kabur. Paru-parunya terasa segar. Di sini terang. Udaranya segar sekali. Lalu ia tersadar dan bangkit dari tidurnya. Kedua tangannya menopang tubuhnya yang masih mengumpulkan tenaga.
”Ya Allah, dimana ini?”
Tempat itu berkabut tipis. Sepanjang matanya memandang terlihat rerumputan yang hijau diselingi bunga-bunga kecil yang berwarna-warni. Kupu-kupu yang berterbangan kesana kemari. Indah sekali. Lalu ia meraba tempat ia terbaring tadi. Tidak salah lagi. Tadi ia tidur di atas rumput! Ada pohon disana. Pohon-pohon kelapa yang tersusun rapi seperti hendak memagari tanah lapang yang hijau dan berwarna-warni tempat ia terduduk kebingungan. Lalu ia menghadap ke atas. Langit biru bersih meneduhkan. Tak ada awan sama sekali. Hanya kabut tipis yang membayangi pandangannya. Tempat apa ini?
Lalu gadis itu berdiri. Ada sesuatu yang terjulur di kakinya. Ia sama sekali tidak menyadari dirinya sedang memakai gaun putih panjang yang cantik dan berkilau. Pakaian itu menambah tanda tanya di otaknya.
”Langit cerah sekali. Tidak ada awan. Tapi kenapa udara disini sejuk sekali? Apa ini di gunung? Tapi kenapa banyak pohon kelapa pantai? Tempat apa ini?”
Pertanyaan-pertanyaan itu menggelayut di pikirannya. Lalu dia berjalan perlahan sambil menjinjing gaun panjangnya. Tak ada orang. Tempat itu sepi sekali. Hanya ada kupu-kupu yang terbang rendah seperti ingin mengajaknya bermain. Tanda tanya semakin berlipat ganda di otaknya.
”Ya Allah, tempat apa ini?”
Ia terus berjalan perlahan sambil tak henti menoleh ke sekelilingnya. Tak ada orang. Sama sekali tak ada orang. Lalu ia berhenti. Tersentak melihat kabut tebal di depannya. Ada cahaya dari dalam kabut tebal itu. Seseorang sedang berjalan keluar dari kabut itu. Satu lagi tanda tanya membuat kebingungannya semakin menjadi-jadi. Ia berhenti menjinjing gaunnya. Cahaya itu semakin terang dan semakin terang. Gadis itu semakin penasaran. Sebentar lagi dia akan melihat apa yang ada di dalam kabut itu. Seorang wanita!
Gadis itu terkejut bukan main. Wanita itu bercahaya. Terang sekali sampai-sampai wajahnya tak terlihat jelas. Wanita itu tersenyum. Senyumnya sangat indah dan menenangkan. Wanita itu sangat cantik. Meskipun wajahnya tak terlihat jelas tapi ia tau wajahnya cantik luar biasa. Jauh lebih cantik dari pada rerumputan dan bunga-bunga disana. Jauh lebih cantik dari pada seluruh wanita cantik yang pernah ia lihat. Subhanallah.. Bibir gadis itu kelu. Matanya tak berkedip. Wanita itu sangat cantik. Kecantikannya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Lengkungan di bibirnya semakin manis di wajahnya.
”Ya Allah, orang ini bersinar. Siapa dia?”
Gadis itu merasa tenang. Segala pertanyaan di otaknya sirna. Tersisa satu pertanyaan besar yang menggelayut di seluruh tubuhnya. Wanita ini, ia merasa tidak asing dengan wanita yang dilihatnya. Wanita cantik yang bercahaya, yang memakai gaun yang sama persis dengannya. Dia kenal wanita ini. Bukan! Bukan kenal. Dia dekat dengan wanita ini. Dekat sekali. Dia yakin. Senyum wanita itu semakin membuatnya merinding. Dia kenal wanita ini. Tapi siapa? Siapa dia?
Lalu wanita itu membuka kedua lengannya. Meminta gadis di hadapannya memeluknya. Gadis itu terdiam tak bergerak. Lalu ia tersentak. Jawaban dari pertanyaan besarnya baru saja turun dari langit. Melumpuhkan semua akal sehat dan menerobos ke pusat pemikirannya. Matanya langsung berkaca-kaca. Ia tidak salah. Ia kenal wanita ini. Dekat. Wanita ini sangat dekat dengannya. Bibirnya yang kelu perlahan-lahan berucap,
”Mbak...!!”
Gadis itu tak bisa menahan air matanya. Ia berlari tanpa menjinjing gaun panjangnya. Gaun itu sama sekali tak menghalangi langkahnya. Seakan-akan mempersilahkan dirinya berlari sekencang-kencangnya. Mata gadis itu tak terlepas sedikitpun dari wanita yang berdiri di hadapannya. Ia berlari menuju pelukan wanita itu. Semakin dekat. Cahayanya pun semakin menyilaukan. Ya Allah, indah sekali. Dan saat ia sampai di pelukan wanita itu, tiba-tiba semuanya gelap. Perlahan-lahan ia mulai bisa melihat. Tapi tempat itu masih tetap gelap. Hanya ada sedikit cahaya yang menerobos dari sela-sela pintu. Di kamar. Lampu kamarnya masih padam. Gadis itu bangun perlahan. Ia ingat persis siapa yang baru saja ia temui. Tubuhnya tak bergerak. Jantungnya berdegup kencang. Nafasnya tak beraturan. Air matanya pun jatuh tanpa ia sadari. Lalu suara adzan yang menyeru ke penjuru kota bergema di telinganya. Ia semakin tak bisa mengendalikan diri.
”Ya Allah, kau kabulkan doaku...”
Gadis itu terisak. Dalam kegelapan ia menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Malaikat membangunkannya dari mimpi itu untuk shalat subuh. Subhanallah. Itu adalah mimpi terindah dalam hidupnya. Mimpi terindah yang mengakhiri satu permintaanya pada Tuhannya. Ia akan menepati janjinya.
“Ya Allah, terima kasih sudah membiarkanku mengingat mimpi itu...”
kkum, yaksok

The Dream, The Promise - part 1
Ia menangis dalam doanya. Sang Pencipta tak mengizinkan waktu mempertemukan mereka. Maka, sampai dunia berubah menjadi serpihan debu yg merana di luar angkasa, mereka pun tak akan bisa bertemu. Maka ia berkata pada penciptanya,
"Tidakkah Kau izinkan aku bertemu dengannya sekali saja? Kau biarkan mereka menatapnya dengan tawa, sedangkan Kau biarkan aku membayangkan itu semua hanya di benakku. Kaulah pemilik rasa cinta yg ada di langit dan bumi. Aku tau Kau lebih menyayanginya dari pada siapapun juga. Maka kau beri dia tempat yg indah di samping-Mu. Meninggalkan aku yg hanya bisa menghayal tentang dirinya. Maka aku mohon. Jika Kau mengunci waktu di tengah dunia ini untuk kami, maka buatlah waktu di sudut dunia ini untuk kami. Sekali saja."
Tangisnya terhenti. Ia usap air matanya dengan mukena putih yg menutupi seluruh tubuhnya. Lalu bangkit dan kembali menghadapi dunia.
Matahari terus berganti. Cahayanya muncul, lalu menghilang, lalu muncul kembali. Selalu seperti itu. Hatinya pilu, teringat padanya. Lalu ia kembali berdoa,
"Sebelum ku pejamkan mataku dan terlelap aku selalu berdoa dan berharap ada waktu sisi lain dunia yg akan kau berikan pada kami. Tapi mengapa aku tak juga merasakannya? Tak sabarkah diriku? Aku tak bisa berkata dusta. Aku iri mendengar kisah mereka yg Kau izinkan untuk tertawa bersamanya. Sedangkan aku? Padahal siapa mereka? Dan siapa diriku? Mungkin Kau sudah hafal permintaanku ini. Tapi aku kembali memohon pada-Mu. Izinkan kami bertemu. Sekali saja. Walau hanya di tempat yg semu. Setelah itu aku berjanji. Permintaan ini tak akan Kau dengar lagi. Aku mohon..."
Air matanya kembali menetes. Lalu, karena matanya lelah mengalirkan air, dia pun terlelap. Dan dalam tidurnya, Sang Maha Pencipta menjawab semua doanya.
Sunday, April 4, 2010
I am A Teenage :D
(jayus dan tidak penting!)
Saya punya sedikit hikmah dari cara saya mencerna setiap masalah yang saya hadapi. Bukannya sombong, tapi sejujurnya saya bangga dengan cara pemikiran saya yang seperti ini. Ini membuat saya melihat setiap masalah dengan lebih rasional tapi juga tidak mengabaikan perasaan saya. Maklum, kebanyakan perempuan memang lebih mengedepankan perasaan dari pada logika. Makanya perempuan itu cenderung lebih melankolis dari pada laki-laki. ckckck ...
Dunia punya lebih dari satu sisi-
Orang-orang terdekat saya sering bilang, "tapi kan dia harusnya bilang begini ..." atau "dia kan nggak harus berbuat begitu." Apa salah kalau kita bilang begitu? Menurut saya sih enggak juga. Karena setiap orang kan pasti punya opini masing-masing. Kita berhak menyuarakan opini kita dalam batas-batas tertentu, begitu juga orang lain. Kita nggak bisa memaksakan opini kita itu pada orang lain. Siapa tau aja mereka punya opini yang bertentangan sama kita. Hal menurut kita penting, menurut mereka belum tentu penting. Hal yang menurut kita bagus, belum tentu menurut orang lain juga bagus. Dan perbedaan itu terkadang membuat kita jadi bete sendiri. Di sisi lain, menurut saya hal itu hampir mustahil untuk diubah. Apalagi kalau masalah itu berkaitan dengan prinsip dan pandangan hidup. Nah lho! Jadi gimana dong?? Makanya, belajarlah untuk menghargai perbedaan. Karena perbedaan itu hal yang sangat wajar dan indah kalau kita mau melihatnya dari sisi yang baik.
Atau hal yang membuat kita kecewa. Suatu ketika saya pernah punya masalah, saya kesel, sedih, kecewa, bahkan marah sama seseorang. Tapi perasaan itu belum sempat saya keluarkan. Saya merasa beruntung dengan cara fikir yang seperti ini. Kalau untuk masalah yang berkaitan dengan orang lain, saya biasanya nggak directly melampiaskan perasaan saya itu pada si objek. Tapi saya lebih cenderung mencoba untuk tenang dan memikirkan segala hal dari berbagai pandangan, bukan dari kacamata saya aja. Saya selalu memikirkannya pelan-pelan dan saya juga menyandingkan hasil pemikiran yang ada di otak saya itu dengan fakta-fakta yang saya ketahui. Hal itu cenderung membuat saya punya fikiran dan perkiraan yang lebih realistis sehingga saya nggak akan salah jalan atau justru memperbesar masalah saya. Jadi, kalau punya masalah sama orang jangan langsung menerkam kayak singa kelaparan, buuk! Dipikirin dulu pelan-pelan, simpan dulu amarahnya dengan merenung sejenak, tenangkan jiwa dan raga, relax lah pokoknya. Karena sepenglaman saya, berfikir pake amarah itu mau dipikirin kayak apa juga tetep aja hasilnya nggak bakalan objektif.
Yang jadi masalah adalah bagaimana kalau meskipun udah dipikir-pikir berulang kali hasilnya tetep mengerikan buat saya? Hal itu pernah terjadi sama saya. Masalah besar yang saya hadapi dengan seseorang benar-benar membuat kepala saya mau pecah. Pada awalnya hipotesis saya: "SAYA ADALAH KORBAN." Dan hipotesis yang entah benar entah salah itu membuat saya semakin kepingin meledak! Tapi lalu saya memikirkan lagi semua duduk permasalahannya pelan-pelan. Dan hasilnya, hipotesis saya memang benar, tapi nggak 100%. Akhirnya saya menyadari bahwa saya juga punya andil dalam hal yang "salah" ini. Tapi itu juga nggak sepenuhnya salah saya. Semua orang yang terkait dengan masalah itu punya kesalahan yang sama. Dan kebetulan, disini saya yang harus jadi korban. Jadi orang yang paling disakiti dan dirugikan. Meskipun berat, tapi pelan-pelan saya mencoba untuk iklas. Dan pada akhirnya, orang-orang itu juga punya rasa bersalah sama saya.
(mmmmm.... hellooo!!!)
Sebenernya rasa bersalah itu juga nggak terlalu penting untuk ditanemin dalam hati terus menerus. Tapi setelah sekian lama, kayaknya orang-orang itu tetep aja ngerasa nggak enak dan suka segen kalo ketemu saya. Sebenarnya itu nggak salah sih, mengingat mereka juga tahu betapa saya harus menderita karena mereka dan butuh waktu yang juga nggak lama untuk bisa mengikhlaskan penderitaan itu itu. [TRAGIC!!] Itu berarti mereka masih punya hati. Tapi kalo sekarang kayaknya udah terlalu lama deh. Untuk orang-orang yang take a part dalam cerita ini, bukannya saya mau ngungkit-ngungkit masa lalu dan kenangan buruk kita, tapi saya cuma mau kalian bersikap biasa sama saya. Anggap aja nggak pernah terjadi apa-apa ...
Cobalah untuk tidak menyalahkan orang lain-
Kebanyakan masalah yang kita dapatkan dalam konteks kehidupan sosial biasanya berhubungan dengan orang lain. Yang ada di fikiran kita adalah kalimat "Semua ini karena dia! Coba dia nggak seperti itu, saya pasti nggak perlu merasa seperti ini." Saya nggak juga menampik kalo saya sering berfikir begitu, tapi saya selalu mencoba untuk memikirkannya dengan otak yang jernih dan melihat fakta-fakta yang ada. Mungkin mereka salah, tapi apa yang terjadi sama saya itu semata-mata karena orang lain? Saya juga sering memikirkan apa yang menyebabkan mereka berbuat seperti itu. Dan jawabannya, terkadang saya juga menjadi faktor penyebabnya. Dengan kata lain, saya juga punya andil dalam hal yang menyakiti diri saya sendiri. Atau, ternyata alasan kenapa mereka melakukan kesalahan itu karena hal yang sangat penting yang menyebabkan mereka harus mengorbankan saya. dalam sikon tertentu, saya bisa menolenransi.
Jadi, sebenarnya inti dari postingan ini adalah cara fikir saya yang sebenarnya rumit tapi menguntungkan, serta tidak terburu-buru. Alhamdulillah ^^
Semoga bermanfaat ya buat siapapun yang baca. Jangan sampe deh kita kehilangan hal yang penting cuma karena emosi sesaat atau keegoisan pribadi. Sesal itu nggak pernah datang duluan. Nggak rugi kok belajar nggak cuma dari diri sendiri :)
Wednesday, March 17, 2010
Pangeran dan Gadis yang Penuh Imajinasi
Alkisah, pada suatu hari di sebuah kerajaan hiduplah seorang pangeran yang tampan, baik hati, dan berkarisma. Hampir semua gadis di kerajaan itu mengidolakan dan menginginkan pangeran untuk menjadi pasangannya. namun pangeran itu tak pernah merasa special. Dia hanya merasa sebagai manusia biasa seperti semua rakyatnya. Dan hal itu makin membuat gadis-gadis mengaguminya.
Suatu hari, sang pangeran yang sedang berkeluh kesah berjalan-jalan di kota. Lalu ia melihat seorang gadis di pinggir jalan. Gadis itu adalah gadis yang sangat biasa. Tidak lebih cantik dari gadis-gadis yang mengejarnya. Tidak berkedudukan seperti dirinya. Dan bukan pula gadis yang banyak diinginkan para pemuda di kerajaan itu. Entah apa yang merasuki sang pangeran sehingga tertarik pada gadis itu. Sang pangeran menyuruh pengawalnya berhenti dan menghampiri gadis itu. Lalu sang pangeran berkata,“Maukah kau ikut denganku ke istana?” Tentu saja gadis itu menjawab ya. Semua orang tahu kalau sang pangeran adalah pemuda yang paling diinginkan para gadis di kerajaan itu, termasuk si gadis.
Sang pangeran membawa gadis biasa itu ke tempat yang sangat indah. Tempat yang selama ini hanya ada dalam mimpinya. Si gadis tentunya sangat senang. Lalu sang pangeran memperlakukan gadis itu seperti seorang putri di istananya yang megah. Semua gaun-gaun indah, berlian, dan hal-hal lain, diberikannya diiringi dengan senyum yang manis. Senyuman yang hanya sang pangeran berikan pada gadis itu. Seiring waktu berjalan, pangeran dan gadis biasa itu kian hari kian akrab. Si gadis sudah menganggap pangeran sebagai sahabatnya sendiri, sehingga ia bahkan tak ragu untuk menegur dan membentak sang pangeran bila di matanya sang pangeran berbuat salah. Namun, dengan semua bentakan ala rakyat biasa yang diterimanya, sang pangeran masih memberikan senyuman manis itu hanya untuk si gadis. Senyuman yang membuat si gadis merasa berarti bagi sang pangeran yang baik hati. Alangkah beruntungnya si gadis…
Waktu berjalan. Saatnya tahta kerajaan bergulir. Sang pangeran sekarang sudah menjadi raja. Raja yang bijaksana, cekatan, dan sangat dihormati seluruh rakyatnya. dan hal itu membuat lebih banyak lagi gadis-gadis memuja raja yang belum memiliki permaisuri itu. Si gadis berfikir dia lah yang menghadirkan raja yang bijaksana itu, dengan membiasakan pangeran dengan sikapnya yang merakyat. Semakin hari si gadis semakin diterbangkan dengan rasa bangga atas pemerintahan sang raja yang nyaris sempurna. Namur, semakin sempurna, si gadis merasa sang raja semakin menjauh darinya. Saat ia melihat, menatap mata sang raja, dan berbicara dengannya, si gadis tak lagi menemukan pangeran yang membawanya ke istana. Sekarang dia bagaikan terjebak di awan yang mulai mendung. Ia tak bisa turun dan tak bisa meminta bantuan. Dan orang yang membawanya terbang ke awan kini menghilang entah kemana. Dan setiap keputusan sang raja yang mampu membahagiakan rakyat, yang awalnya ia pikir adalah hasil bentakannya, mulai dirasakan berbeda. “Adakah orang lain yang membuatnya seperti ini? Orang lain yang diam-diam menggantikan aku baginya.”, kata si gadis dalam hati.
Seiring waktu berjalan, si gadis selalu berfikir pangerannya telah menghilang. Lalu siapa orang ini? Kenapa dia memakai mahkota raja? Dan kemana pangerannya pergi? Apa yang orang itu telah lakukan pada sang pangeran? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang sering muncul karena imajinasinya yang tinggi. Sering kali ia berniat untuk meneriaki “sang raja palsu” itu dan membentaknya sambil menanyakan dimana dia sekap raja yang asli? Namun ia tak punya cukup keberanian untuk itu. bagaimanapun sekarang ia masih tetap orang asing yang dipungut pangeran dari jalanan. Jika dia melawan, maka ia bisa ditendang keluar dari istana, dan ia takkan pernah tau dimana pangerannya. Namun dalam hatinya ia tak tahan. Si gadis sungguh tak mengenal orang yang bermahkota raja itu. Setiap senyum yang diberikan raja yang palsu menurut fersinya, itu adalah senyuman yang berbeda yang pernah ia dapatkan dulu. Dan imajinasi ini semakin meyakinkannya, bahwa raja itu bukanlah sang pangeran!!!
Waktu berlalu. Perlahan gadis itu mulai menyadari tentang apa yang dia fikirkan. Imajinasi yang tak penting ini nyaris membawanya jauh dari fakta dan realita. Ia terus berfikir, bahwa otaknya nyaris membuat dia benar-benar kehilangan pangerannya. Ia kembali menyadari keberuntungan yang ia miliki. Keberuntungan yang selama ini diinginkan banyak gadis di luar sana. Ia telah benar-benar terbangun dari mimpi buruk yang ia buat sendiri. Setidaknya hal yang masih dia kaitkan dengan imajinasinya sejalan dengan kenyataan,“Pangeranku telah kembali.”
Bodohnya dia yang sempat merasa pangerannya telah hilang. Dia hanyalah gadis yang dipungut pangeran dari jalan. Mungkin inilah cara berfikir ala kerajaan yang sekarang harus dia sesuaikan. Dia tak menyadari bahwa pangerannya tak pernah pergi. Posisi baru sebagai raja lah yang membuat pangeran itu bersikap berbeda dan berhubungan dengan lebih banyak orang, termasuk orang yang dikiranya telah menggantikan posisinya bagi pangeran. Si gadis menyadari itu saat pangeran tahu bahwa gadisnya merasakan hal yang berbeda dari sifatnya dibandingkan pangeran yang dulu. Dengan kata-kata yang indah, raja muda yang berwibawa itu meyakinkan gadisnya bahwa tak ada yang berubah darinya. Karena memang inilah sifat seorang raja yang seharusnya. Dan si gadis mulai mengerti perkataan ini saat ia menatap mata pangerannya dalam-dalam. Ia terkejut. Pandangan itu adalah pandangan mata pangerannya. Pandangan yang penuh makna dan membuatnya merasa istimewa. Saat itu juga ia menyadari bahwa pangerannya memang tak pernah pergi. Dia hanya sedang bermetamorfosis menjadi seorang raja yang penuh karisma. Dan semua itu tetap karena dia, gadis biasa yang terlalu penuh dengan imajinasi, yang telah menciptakan seorang raja yang luar biasa. Sejak saat itu ia tak pernah lagi mengeluh atas sikap sang raja. Karena dia tahu bagaimanapun sikap itu terealisasi, tetap ada pangeran baik hati yang menunjukkan istana padanya. Dan itu tak akan pernah berubah..
Saturday, March 13, 2010
Rombongan Manusia Sarap 8H
*Bpk. Tri Sudaryanto, S.pd.
1. Akhino Yogi Pranata
2. Alvin Bunyamin Pohar
3. Andini Karimah Zutti
4. Andika Lambarindo
5. Anny Ayu Safitri
6. Annisa Anggita Putri
7. Arti Pramadani
8. Ayu Setianing Pratiwi
9. Citra Veronisa
1o. Delia Aprilina S.
11. Devieka Rhama Dhanny
12. Dharma Adi Putra
13. Fany Arighi Suhandi
14. Fatin Nur Farida
15. Fawa'ati Hushuwar
16. Fidella Yumna Ridwan
17. Grin Rayi Prihandini
18. Gunawan Ashrawi
19. Hartati
2o. Indri Dewantry Fajrin
21. Irma Fajrita
22. Iyoridhana Aulia
23. Kencana Amanda IMD.
24. Leon L. Gaya
25. Lidya Susanti
26. Marcus Catur Ardyatno
27. M. Arif Wibowo
28. Muthia Prima Nirmala
29. Mutiani Rizki
3o. Nur Annisa Mardhotillah
31. Nur Fitri Ayu P.W.
32. Panji Prasetyo Putro
33. Prayoga
34. Prabendra Ardhan Atmakusuma
35. Rakhmad
36. Sheila Fathia Aldhariana
37. Silvia Tika Anggraini
38. Sony Pramaningtyas
39. Widyastuti Ayu Hardita
4o. Yulia Citra

'ROMUSHA'
dari sekian banyak pohon-pohon yang teduh
dari sekian banyak air di bumi yang segar
hanya kita yang terpilih
untuk mendiami sebuah surga oasis
di tengah padang pasir yang gersang
sebuah harmoni yang terbentuk karena kehendak-Nya
sebuah harmoni yang menyatu dengan sendirinya
sebuah harmoni yang damai dan sejuk
dan dapat menebarkan senyum bagi para musafir
bahkan hanya dengan melihatnya
sebuah harmoni yang dapat menerbitkan tawa
bagi siapapun yang memasukinya
itulah kita
kumpulan manusia yang menyatu
karena suatu rasa yang indah
yang dinamakan 'persaudaraan'
kumpulan manusia yang menyatu karena suatu jiwa yang kuat
yang dinamakan 'kesetiaan'
kumpulan manusia yang menyatu
karena suatu asa yang membumbung tinggi
asa untuk tetap sehati
hingga saat Dia menentukan
hati yangg tak lagi sama bagi kita
kita memang berbeda
namun kuasa-Nya telah menarik kita
ke dalam sebuah lingkaran besar
yang di dalamnya membuat kita menemukan
siapa diri kita sebenarnya
sebuah lingkaran yang membuat kita
merasakan semua harmoni itu
sebuah lingkaran yang tak pernah kita sangka
akan menjadi begitu berharga
karena lingkaran itulah
yang menciptakan setiap tawa
yang menciptakan setiap bahagia
dan menciptakan setiap kesan di hati kita
yang semuanya itu mendasari setiap perasaan
yang kita rasakan saat ini
saat lingkaran itu sudah mulai memudar
dari saat pertama kali ditorehkan
di atas pijakan hitam tinggi yang berdebu
dan kelak jauh di jalan ini
bila di atas pijakan itu
tak ada lagi lingkaran kita
maka kenanglah selalu
penghuni oasis itu adalah kita
kita lah bunga-bunga yang indah
kita lah pohon-pohon yang teduh
kita lah air biru yang segar
yang selalu mencerminkan kehidupan
bagi para musafir yang putus asa
ditelan panas dan kehausan
dan kelak tinggi di langit sana
bila di atas pijakan itu
tak lagi kau lihat lingkaran kita
maka ingatlah selalu
dari semua hal yang kita miliki
dari setiap sisi diri kita
dari setiap hal yang kita gagal menyatukannya
selalu ada satu hal yang tak akan pernah berubah
satu hal yang akan selalu kekal abadi
dan satu hal yang akan selalu menjadi milik kita
satu hal yang dinamakan 'PERSAHABATAN'

Friday, March 12, 2010
hidup tak semudah membalikkan telapak tangan
tak tahu apa-apa, sungguh lugu tanpa dosa
berkah yang tak terhingga untuk kita miliki
yang disebut dengan "hidup"
namun berkah itu tak akan seindah yang kita bayangkan
bila kita tak tahu bagaimana cara mempertahankan keindahannya
sulit memang, namun inilah hidup ..
dengan berbagai dilema yang menghampiri kita
dengan berbagai tekanan yang seakan membuat kita merasa
hidup bukanlah sebuah berkah
terlebih bila kita merasa ada sesuatu yang tak adil
sesuatu yang seharusnya menjadi milik kita
tetapi tak bisa kita sentuh
sesuatu yang tidak kita inginkan
tak pernah kita harapkan
tetapi menjadi milik kita
setidaknya itulah yang terkadang kita rasakan dari hidup
tapi justru karena itulah maka hidup adalah sebuah berkah
karena hidup memberi kita warna
memberi kita banyak pandangan tentang apa yang selama ini terjadi
takkan ada rasa bahagia jika dalam hidupmu tak pernah ada derita
memang tak mudah menghadapi apa yang selalu kita benci
terlebih jika kebencian itu benar-benar merasuk ke dalam hati kita
tapi percayalah ...
di saat kita bisa menaklukkan apa yang kita benci dari hidup kita
saat itu kita akan mengerti
bahwa hidup, dan segala dilemanya adalah berkah yang tak tertandingi ..