Look Beyond

Look Beyond

Monday, November 15, 2010

The Dream, The Promise - part 1

written: tuesday, 10 august 2010

Ia menangis dalam doanya. Sang Pencipta tak mengizinkan waktu mempertemukan mereka. Maka, sampai dunia berubah menjadi serpihan debu yg merana di luar angkasa, mereka pun tak akan bisa bertemu. Maka ia berkata pada penciptanya,
"Tidakkah Kau izinkan aku bertemu dengannya sekali saja? Kau biarkan mereka menatapnya dengan tawa, sedangkan Kau biarkan aku membayangkan itu semua hanya di benakku. Kaulah pemilik rasa cinta yg ada di langit dan bumi. Aku tau Kau lebih menyayanginya dari pada siapapun juga. Maka kau beri dia tempat yg indah di samping-Mu. Meninggalkan aku yg hanya bisa menghayal tentang dirinya. Maka aku mohon. Jika Kau mengunci waktu di tengah dunia ini untuk kami, maka buatlah waktu di sudut dunia ini untuk kami. Sekali saja."
Tangisnya terhenti. Ia usap air matanya dengan mukena putih yg menutupi seluruh tubuhnya. Lalu bangkit dan kembali menghadapi dunia.

Matahari terus berganti. Cahayanya muncul, lalu menghilang, lalu muncul kembali. Selalu seperti itu. Hatinya pilu, teringat padanya. Lalu ia kembali berdoa,
"Sebelum ku pejamkan mataku dan terlelap aku selalu berdoa dan berharap ada waktu sisi lain dunia yg akan kau berikan pada kami. Tapi mengapa aku tak juga merasakannya? Tak sabarkah diriku? Aku tak bisa berkata dusta. Aku iri mendengar kisah mereka yg Kau izinkan untuk tertawa bersamanya. Sedangkan aku? Padahal siapa mereka? Dan siapa diriku? Mungkin Kau sudah hafal permintaanku ini. Tapi aku kembali memohon pada-Mu. Izinkan kami bertemu. Sekali saja. Walau hanya di tempat yg semu. Setelah itu aku berjanji. Permintaan ini tak akan Kau dengar lagi. Aku mohon..."
Air matanya kembali menetes. Lalu, karena matanya lelah mengalirkan air, dia pun terlelap. Dan dalam tidurnya, Sang Maha Pencipta menjawab semua doanya.

No comments:

Post a Comment