Look Beyond

Look Beyond

Monday, November 15, 2010

Bintang

Kau seperti bintang di langit yg dulu sering kita bicarakan. Begitu indah, dan begitu jauh. Ya, begitu jauh. Bedanya adalah bintang-bintang itu tak bisa menjadi dirimu. Tapi sekarang kau sudah berubah menjadi salah satu bintang itu.
Aku bingung ketika melihatmu tak ada di sampingku saat malam aku melihat langit. Kau menghilang ...

Dalam kesendirian, dengan mata yg berkaca-kaca, aku pun duduk di tempat itu. Aku melihat langit. Seperti biasa, bintang-bintang itu selalu cantik dan bercahaya. Tapi ada satu bintang yg berbeda. Bintang itu tak pernah ada sebelumnya. Ku usap kedua mataku, menghapus air mata. Bintang itu begitu terang. Setelah aku memperhatikannya lebih jauh, air mataku pun jatuh kembali. Tak tertahankan. Ada bom meledak di dadaku. Aku menangis keras.

Bintang itu kau ...

Malam-malam setelahnya ku habiskan dengan penuh pilu, melihatmu yg jauh di sana. Begitu bersinar, begitu indah. Tapi aku hanya bisa melihat dari jauh. Aku tak bisa lagi menggapaimu dan melihat senyummu. Aku hanya bisa duduk sendiri setiap malam. Memandangimu yg semakin hari semakin indah. Apalagi dengan bintang-bintang yg indah lainnya di sana yg mengelilingimu dan menjadikanmu pusat perhatian mereka. Tampaknya kau bahagia. Satu senyumku pun kembali :)

Pilu di hatiku mulai terkikis. Walaupun rasanya tetap tak sama memandangi bintang tanpamu di sampingku, tapi setidaknya kau masih sama di mataku. Indah. Karena kini kau lah bintangku. Benar-benar sebuah bintangku. Bintang yg indah di langit, yg tak bisa aku gapai.

Suatu malam aku kembali ke tempat yg sama, tempat kita memandangi bintang bersama. Aku terkejut melihatmu. Entah kau menjauh dariku atau cahayamu meredup, kau tampak tak seperti biasanya. Aku mulai cemas. Aku tidak tahu apa yg sedang terjadi padamu. Lalu aku pun berdoa di bawah sinar bulan dan gemintang yg bertebaran di langit. Memohon agar Sang Pencipta melindungimu saat kau tak berdaya, dan menghangatkan hatimu saat kau gundah.

Bintangku, kau sudah berada cukup jauh dariku. Aku mohon tetaplah bersinar dengan terang. Karena aku tak bisa lagi mengusir gundahmu seperti dulu saat kau masih ada di sampingku. Aku mohon. Aku tak akan memintamu kembali padaku. Karena itu, bahagialah tanpa aku. Aku di sini hanya bisa melihat mu dari jauh. Di sini, aku akan tersenyum melihat cahaya terangmu. Dan aku juga akan menangis jika cahaya itu redup. Aku mohon, bahagialah. Karena aku tak bisa lagi menghampirimu untuk menanyakan kabarmu. Aku hanya bisa berdoa untukmu. Aku mohon, bahagialah ...

No comments:

Post a Comment