Gadis itu perlahan membuka matanya. Pandangannya masih kabur. Paru-parunya terasa segar. Di sini terang. Udaranya segar sekali. Lalu ia tersadar dan bangkit dari tidurnya. Kedua tangannya menopang tubuhnya yang masih mengumpulkan tenaga.
”Ya Allah, dimana ini?”
Tempat itu berkabut tipis. Sepanjang matanya memandang terlihat rerumputan yang hijau diselingi bunga-bunga kecil yang berwarna-warni. Kupu-kupu yang berterbangan kesana kemari. Indah sekali. Lalu ia meraba tempat ia terbaring tadi. Tidak salah lagi. Tadi ia tidur di atas rumput! Ada pohon disana. Pohon-pohon kelapa yang tersusun rapi seperti hendak memagari tanah lapang yang hijau dan berwarna-warni tempat ia terduduk kebingungan. Lalu ia menghadap ke atas. Langit biru bersih meneduhkan. Tak ada awan sama sekali. Hanya kabut tipis yang membayangi pandangannya. Tempat apa ini?
Lalu gadis itu berdiri. Ada sesuatu yang terjulur di kakinya. Ia sama sekali tidak menyadari dirinya sedang memakai gaun putih panjang yang cantik dan berkilau. Pakaian itu menambah tanda tanya di otaknya.
”Langit cerah sekali. Tidak ada awan. Tapi kenapa udara disini sejuk sekali? Apa ini di gunung? Tapi kenapa banyak pohon kelapa pantai? Tempat apa ini?”
Pertanyaan-pertanyaan itu menggelayut di pikirannya. Lalu dia berjalan perlahan sambil menjinjing gaun panjangnya. Tak ada orang. Tempat itu sepi sekali. Hanya ada kupu-kupu yang terbang rendah seperti ingin mengajaknya bermain. Tanda tanya semakin berlipat ganda di otaknya.
”Ya Allah, tempat apa ini?”
Ia terus berjalan perlahan sambil tak henti menoleh ke sekelilingnya. Tak ada orang. Sama sekali tak ada orang. Lalu ia berhenti. Tersentak melihat kabut tebal di depannya. Ada cahaya dari dalam kabut tebal itu. Seseorang sedang berjalan keluar dari kabut itu. Satu lagi tanda tanya membuat kebingungannya semakin menjadi-jadi. Ia berhenti menjinjing gaunnya. Cahaya itu semakin terang dan semakin terang. Gadis itu semakin penasaran. Sebentar lagi dia akan melihat apa yang ada di dalam kabut itu. Seorang wanita!
Gadis itu terkejut bukan main. Wanita itu bercahaya. Terang sekali sampai-sampai wajahnya tak terlihat jelas. Wanita itu tersenyum. Senyumnya sangat indah dan menenangkan. Wanita itu sangat cantik. Meskipun wajahnya tak terlihat jelas tapi ia tau wajahnya cantik luar biasa. Jauh lebih cantik dari pada rerumputan dan bunga-bunga disana. Jauh lebih cantik dari pada seluruh wanita cantik yang pernah ia lihat. Subhanallah.. Bibir gadis itu kelu. Matanya tak berkedip. Wanita itu sangat cantik. Kecantikannya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Lengkungan di bibirnya semakin manis di wajahnya.
”Ya Allah, orang ini bersinar. Siapa dia?”
Gadis itu merasa tenang. Segala pertanyaan di otaknya sirna. Tersisa satu pertanyaan besar yang menggelayut di seluruh tubuhnya. Wanita ini, ia merasa tidak asing dengan wanita yang dilihatnya. Wanita cantik yang bercahaya, yang memakai gaun yang sama persis dengannya. Dia kenal wanita ini. Bukan! Bukan kenal. Dia dekat dengan wanita ini. Dekat sekali. Dia yakin. Senyum wanita itu semakin membuatnya merinding. Dia kenal wanita ini. Tapi siapa? Siapa dia?
Lalu wanita itu membuka kedua lengannya. Meminta gadis di hadapannya memeluknya. Gadis itu terdiam tak bergerak. Lalu ia tersentak. Jawaban dari pertanyaan besarnya baru saja turun dari langit. Melumpuhkan semua akal sehat dan menerobos ke pusat pemikirannya. Matanya langsung berkaca-kaca. Ia tidak salah. Ia kenal wanita ini. Dekat. Wanita ini sangat dekat dengannya. Bibirnya yang kelu perlahan-lahan berucap,
”Mbak...!!”
Gadis itu tak bisa menahan air matanya. Ia berlari tanpa menjinjing gaun panjangnya. Gaun itu sama sekali tak menghalangi langkahnya. Seakan-akan mempersilahkan dirinya berlari sekencang-kencangnya. Mata gadis itu tak terlepas sedikitpun dari wanita yang berdiri di hadapannya. Ia berlari menuju pelukan wanita itu. Semakin dekat. Cahayanya pun semakin menyilaukan. Ya Allah, indah sekali. Dan saat ia sampai di pelukan wanita itu, tiba-tiba semuanya gelap. Perlahan-lahan ia mulai bisa melihat. Tapi tempat itu masih tetap gelap. Hanya ada sedikit cahaya yang menerobos dari sela-sela pintu. Di kamar. Lampu kamarnya masih padam. Gadis itu bangun perlahan. Ia ingat persis siapa yang baru saja ia temui. Tubuhnya tak bergerak. Jantungnya berdegup kencang. Nafasnya tak beraturan. Air matanya pun jatuh tanpa ia sadari. Lalu suara adzan yang menyeru ke penjuru kota bergema di telinganya. Ia semakin tak bisa mengendalikan diri.
”Ya Allah, kau kabulkan doaku...”
Gadis itu terisak. Dalam kegelapan ia menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Malaikat membangunkannya dari mimpi itu untuk shalat subuh. Subhanallah. Itu adalah mimpi terindah dalam hidupnya. Mimpi terindah yang mengakhiri satu permintaanya pada Tuhannya. Ia akan menepati janjinya.
“Ya Allah, terima kasih sudah membiarkanku mengingat mimpi itu...”
kkum, yaksok

No comments:
Post a Comment