Look Beyond

Look Beyond

Wednesday, March 17, 2010

Pangeran dan Gadis yang Penuh Imajinasi

Alkisah, pada suatu hari di sebuah kerajaan hiduplah seorang pangeran yang tampan, baik hati, dan berkarisma. Hampir semua gadis di kerajaan itu mengidolakan dan menginginkan pangeran untuk menjadi pasangannya. namun pangeran itu tak pernah merasa special. Dia hanya merasa sebagai manusia biasa seperti semua rakyatnya. Dan hal itu makin membuat gadis-gadis mengaguminya.


Suatu hari, sang pangeran yang sedang berkeluh kesah berjalan-jalan di kota. Lalu ia melihat seorang gadis di pinggir jalan. Gadis itu adalah gadis yang sangat biasa. Tidak lebih cantik dari gadis-gadis yang mengejarnya. Tidak berkedudukan seperti dirinya. Dan bukan pula gadis yang banyak diinginkan para pemuda di kerajaan itu. Entah apa yang merasuki sang pangeran sehingga tertarik pada gadis itu. Sang pangeran menyuruh pengawalnya berhenti dan menghampiri gadis itu. Lalu sang pangeran berkata,“Maukah kau ikut denganku ke istana?” Tentu saja gadis itu menjawab ya. Semua orang tahu kalau sang pangeran adalah pemuda yang paling diinginkan para gadis di kerajaan itu, termasuk si gadis.


Sang pangeran membawa gadis biasa itu ke tempat yang sangat indah. Tempat yang selama ini hanya ada dalam mimpinya. Si gadis tentunya sangat senang. Lalu sang pangeran memperlakukan gadis itu seperti seorang putri di istananya yang megah. Semua gaun-gaun indah, berlian, dan hal-hal lain, diberikannya diiringi dengan senyum yang manis. Senyuman yang hanya sang pangeran berikan pada gadis itu. Seiring waktu berjalan, pangeran dan gadis biasa itu kian hari kian akrab. Si gadis sudah menganggap pangeran sebagai sahabatnya sendiri, sehingga ia bahkan tak ragu untuk menegur dan membentak sang pangeran bila di matanya sang pangeran berbuat salah. Namun, dengan semua bentakan ala rakyat biasa yang diterimanya, sang pangeran masih memberikan senyuman manis itu hanya untuk si gadis. Senyuman yang membuat si gadis merasa berarti bagi sang pangeran yang baik hati. Alangkah beruntungnya si gadis…


Waktu berjalan. Saatnya tahta kerajaan bergulir. Sang pangeran sekarang sudah menjadi raja. Raja yang bijaksana, cekatan, dan sangat dihormati seluruh rakyatnya. dan hal itu membuat lebih banyak lagi gadis-gadis memuja raja yang belum memiliki permaisuri itu. Si gadis berfikir dia lah yang menghadirkan raja yang bijaksana itu, dengan membiasakan pangeran dengan sikapnya yang merakyat. Semakin hari si gadis semakin diterbangkan dengan rasa bangga atas pemerintahan sang raja yang nyaris sempurna. Namur, semakin sempurna, si gadis merasa sang raja semakin menjauh darinya. Saat ia melihat, menatap mata sang raja, dan berbicara dengannya, si gadis tak lagi menemukan pangeran yang membawanya ke istana. Sekarang dia bagaikan terjebak di awan yang mulai mendung. Ia tak bisa turun dan tak bisa meminta bantuan. Dan orang yang membawanya terbang ke awan kini menghilang entah kemana. Dan setiap keputusan sang raja yang mampu membahagiakan rakyat, yang awalnya ia pikir adalah hasil bentakannya, mulai dirasakan berbeda. “Adakah orang lain yang membuatnya seperti ini? Orang lain yang diam-diam menggantikan aku baginya.”, kata si gadis dalam hati.


Seiring waktu berjalan, si gadis selalu berfikir pangerannya telah menghilang. Lalu siapa orang ini? Kenapa dia memakai mahkota raja? Dan kemana pangerannya pergi? Apa yang orang itu telah lakukan pada sang pangeran? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang sering muncul karena imajinasinya yang tinggi. Sering kali ia berniat untuk meneriaki “sang raja palsu” itu dan membentaknya sambil menanyakan dimana dia sekap raja yang asli? Namun ia tak punya cukup keberanian untuk itu. bagaimanapun sekarang ia masih tetap orang asing yang dipungut pangeran dari jalanan. Jika dia melawan, maka ia bisa ditendang keluar dari istana, dan ia takkan pernah tau dimana pangerannya. Namun dalam hatinya ia tak tahan. Si gadis sungguh tak mengenal orang yang bermahkota raja itu. Setiap senyum yang diberikan raja yang palsu menurut fersinya, itu adalah senyuman yang berbeda yang pernah ia dapatkan dulu. Dan imajinasi ini semakin meyakinkannya, bahwa raja itu bukanlah sang pangeran!!!


Waktu berlalu. Perlahan gadis itu mulai menyadari tentang apa yang dia fikirkan. Imajinasi yang tak penting ini nyaris membawanya jauh dari fakta dan realita. Ia terus berfikir, bahwa otaknya nyaris membuat dia benar-benar kehilangan pangerannya. Ia kembali menyadari keberuntungan yang ia miliki. Keberuntungan yang selama ini diinginkan banyak gadis di luar sana. Ia telah benar-benar terbangun dari mimpi buruk yang ia buat sendiri. Setidaknya hal yang masih dia kaitkan dengan imajinasinya sejalan dengan kenyataan,“Pangeranku telah kembali.”


Bodohnya dia yang sempat merasa pangerannya telah hilang. Dia hanyalah gadis yang dipungut pangeran dari jalan. Mungkin inilah cara berfikir ala kerajaan yang sekarang harus dia sesuaikan. Dia tak menyadari bahwa pangerannya tak pernah pergi. Posisi baru sebagai raja lah yang membuat pangeran itu bersikap berbeda dan berhubungan dengan lebih banyak orang, termasuk orang yang dikiranya telah menggantikan posisinya bagi pangeran. Si gadis menyadari itu saat pangeran tahu bahwa gadisnya merasakan hal yang berbeda dari sifatnya dibandingkan pangeran yang dulu. Dengan kata-kata yang indah, raja muda yang berwibawa itu meyakinkan gadisnya bahwa tak ada yang berubah darinya. Karena memang inilah sifat seorang raja yang seharusnya. Dan si gadis mulai mengerti perkataan ini saat ia menatap mata pangerannya dalam-dalam. Ia terkejut. Pandangan itu adalah pandangan mata pangerannya. Pandangan yang penuh makna dan membuatnya merasa istimewa. Saat itu juga ia menyadari bahwa pangerannya memang tak pernah pergi. Dia hanya sedang bermetamorfosis menjadi seorang raja yang penuh karisma. Dan semua itu tetap karena dia, gadis biasa yang terlalu penuh dengan imajinasi, yang telah menciptakan seorang raja yang luar biasa. Sejak saat itu ia tak pernah lagi mengeluh atas sikap sang raja. Karena dia tahu bagaimanapun sikap itu terealisasi, tetap ada pangeran baik hati yang menunjukkan istana padanya. Dan itu tak akan pernah berubah..

No comments:

Post a Comment