Kini aku akan tersenyum saat mengingatmu. Entah apa yg ada di fikiranmu tentang aku. Yang jelas setiap bayangan wajahmu melintas di benakku, yg terfikir olehku adalah cahaya kebaikan yg menenangkan. Itu hal terindah yg selama ini ingin ku lihat dari makhluk sepertimu. Dan kau lah orang pertama yg berhasil menunjukkan itu padaku dan membuatku tak berani berkedip sedikitpun karena takut cahaya itu menghilang dari pandanganku. Kali ini kau yg menang. Awalnya aku tak bisa melepaskanmu. Hatiku berteriak sejadi-jadinya saat kenyataan itu menghampiriku. Cahaya itu, cahaya yg ku hidupkan dengan kedua tanganku, pada akhirnya harus ku lepaskan. Aku tidak akan menyalahkan diriku karena saat itu aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Inilah aku. Aku yg terlalu takut dengan kegelapan. Dan satu cahaya terang yg selama ini bersinar untukku kini harus ku lepaskan. Air mataku mungkin tidak mengalir deras. Tapi hatiku lebih dari sekedar merasa ketakutan dan sedih karena itu. Lebih baik aku yg pergi dengan berat hati dari pada aku harus ditinggalkan sendiri. Tapi kini aku juga tidak akan berdiam diri tanpa kata sedikitpun untukmu.
Maaf ...
Aku sudah menggenggam cahayamu terlalu erat hingga ia tak dapat bersinar. Tapi tolong jangan salahkan aku atas itu. Kalau tidak aku akan menangis di hadapanmu.
Maaf ...
Aku terlalu angkuh untuk menyangkali bahwa cahaya itu adalah cahaya yg ku hidupkan dengan kedua tanganku. Aku tidak mampu memberi terang di jiwaku sendiri. Maka aku menghidupkan cahaya itu di jiwamu untuk menerangi jiwaku. Dan jika kini kau harus membawa jiwamu cahaya itu jauh dariku, maka lakukanlah. Hatiku sudah tidak apa-apa. Ia sudah bisa tersenyum hanya dengan melihatmu dari jauh, seperti gadis kecil yg tersenyum melihat bintang malam yg bersinar jauh di langit. Dan jiwaku, ia sudah bisa kembali dengan cahaya-cahaya kecil yg kadang redup itu. Ia takkan lagi memohon padaku untuk terus menggenggam tanganmu. Lakukanlah apa yg harus kau lakukan. Dengan cahaya dari jiwaku, terangilah jiwa lain di seluruh dunia. Kini kau akan bisa melakukan itu. Aku tak akan lagi berharap kau akan melakukan berbagai hal untukku seperti yg kau lakukan dulu. Hanya satu yg aku harap akan selalu kau lakukan hingga ujung usiamu. Jagalah cahaya itu agar tetap terang. Meskipun pasti datang saatnya dia meredup, jangan biarkan cahaya itu mati. Karena tak akan ada lagi jiwaku yg membuatnya terang kembali, kau harus membuat jiwamu bisa melakukannya sendiri. Dengan seluruh jiwa dan ragaku, dari setiap hal yg Tuhan ciptakan untuk makhluk-Nya, hanya itu hal yg paling ku minta darimu.
Kau...
Bintang terang yg jauh di sana, tetaplah bersinar dan tersenyum untuk dunia. Meski aku hanya bisa melihat senyuman itu dari dalam hatiku, pastikanlah itu benar-benar yg kau lakukan ...
Akhirnya keberanian pun datang untukku menyanyikan lagu itu ...
No comments:
Post a Comment