Look Beyond

Look Beyond

Monday, February 22, 2016

Senandungkanlah, Duhai Gemintang :)


Ah, satu tarikan nafasku tiba-tiba terasa lebih berat dari biasanya. Namun aku melakukannya dengan senyum masih melengkung di wajahku. Sudah. Bukankah semua ini sudah usai? Tidak usah kau panggil aku lagi. Aku sudah meninggalkan tempat itu. Sudahlah… aku sudah cukup mendengarkannya. Aku sudah cukup meresapinya. Tidak usah. Tidak usah kau senandungkan lagi namaku. Tak usah kau buka lagi kotak musik itu. Simpanlah saja. Sudah ku ambil  resapi maknanya, dan sekarang tak perlu dibuka lagi. kau pun tahu kan? Meskipun kotak musik itu akan lama tersimpan, tapi lagu dalamnya tak akan pernah usang tergerus zaman, karena lagu itu lah yang menghantarkanku ke sini. Simpanlah. Mari kita buat lagu itu sebagai sejarah penting yang akan selalu dihargai dan mengiringi setiap langkah hidup kita.

Kau tak perlu turun ke bumi, duhai gemintang. Tetaplah di sana. Biar aku yang terbang ke langit dan menghampirimu….
Apa yang menggantung di dalam hatimu, gemintang? Rindu kah kau akan lagu itu? Ingin kah kau mendengarkannya lagi? Biar ku senandungkan lagu itu untukmu…

Melayang lah, gemintang. Melayang lah dalam lamunanmu hingga lagu ini habis ku nyanyikan. Seperti yang lain, kau pun hanya salah satu ciptaan-Nya yang tak sempurna. Sesekali kau pun bisa jatuh menimpa bumi. Tidak apa-apa. Jatuh lah, gemintang. Jatuhlah ke bumi dalam lamunanmu hingga habis lagu ini ku nyanyikan. Burung-burung di atas pohon akan menyertaiku bernyanyi. Tiupan angin yang lembut akan menemani, hingga terlena dirimu dan tak ingin kembali ke angkasa. Meledaklah, gemintang. Meledaklah di bumi dalam lamunanmu hingga habis lagu ini ku nyanyikan. Jutaan tetes air hujan akan menigiringi, hangatnya bara api akan bersamamu mendampingi.

Hingga lagu ini habis ku nyanyikan…

Tempatmu di sini, gemintang. Diantara jutaan bintang-bintang lain di angkasa. Aku tak bisa membiarkanmu jatuh menimpa bumi. Lihatlah bumi di bawahmu. Hijau dan birunya masih indah dan menyejukkan mata. Tak akan ku biarkan kau jatuh dan menghancurkan keindahan itu. Kau tak akan jatuh, gemintang. Kau akan tetap kokoh di sini. Kau akan tetap bersinar terang memberikan petunjuk bagi jiwa-jiwa yang tak mengerti arah. Kau akan tetap bersinar terang memberikan keceriaan dan kesejukan pada hati-hati yang gundah. Kau indah, luar biasa, dan akan tetap seperti itu adanya. Tetaplah kokoh, duhai gemintang. Tak akan ku ambil kotak musik ini darimu. Simpanlah dan ingatlah lagunya. Kau akan mampu menyanyikannya dengan caramu sendiri hingga kau tak perlu lagi membuka kotak musik itu karena lagunya ada padamu, pada hatimu.

Akan ku nyanyikan lagu ini untukmu, duhai gemintang. Hingga habis lagu ini ku nyanyikan...

Tetaplah bersinar, gemintang. Tetaplah menjadi mutiara terindah diantara gelap malam :)



Monday, February 15, 2016

Makna dari Hari Ini Tenggelam Bersamamu

15 Februari. Hari yang norma, seperti hari-hari biasanya. Padahal harusnya hari ini jadi salah satu hari istimewa ya. Mungkin keistimewaan itu juga terbenam seperti pemiliknya...
"Selamat ulang tahun ya mbak." Harusnya kalimat ini keluar dari mulutku setiap tanggal 15 Februari. Salah. Kalimat itu memang selalu aku ucapkan setiap tanggal 15 Februari. Hanya saja, penerima kalimat itu tak pernah menerimanya. Tidak sempat. Mungkin tidak seharusnya, but it always breaks my heart to realize that you're not here anymore and i never had a chance to see you. Aku sering berandai-andai bagaimana jadinya jika kamu masih di sini. Bagaimana rasanya kalau aku masih punya tiga kakak. Sudah sebesar apa kah tubuhmu? Lebih tinggi kah dari aku? Bagaimana rupamu? Masihkah kita dibilang mirip? Tapi itu semua hanya pengandaian. Faktanya, you're not with us anymore, and that's fine :)

Teringat dulu kau datang menjengukku dalam mimpi. Subhanallah... Allah benar-benar mendengar doaku dan mengizinkanmu mendatangiku. Kau tahu rasanya saat aku sadar itu dirimu? Bahagia. Bahagia yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Meskipun hanya sekejap, kau menunjukkan padaku betapa indah tempatmu berada kini. Betapa nyaman dan mapan dirimu kini. Mbak, maaf atas rengekan dan tangis Ama dulu yang menyesali kepergianmu. Padahal mbak bahagia di sana. Maaf mbak. Sekarang adik kecilmu yang dulu sering kau ajak main hingga jatuh terguling ke lantai ini sudah besar. Masih sedikit kekanak-kanakan sih, tapi dia terus belajar untuk menjadi wanita sesungguhnya. Wanita yang lebih baik yang membawa kebaikan bagi orang lain. Tidak perlu khawatir lagi akan adikmu ini. Dia punya banyak teman sekarang. Hatinya juga sudah jauh lebih tangguh dan terlatih dari pada yang dulu. Dia mungkin masih akan menitihkan air mata jika mengingatmu, tapi dia tidak lagi menyesali kepergianmu atau mempertanyakan kenapa dia tak sempat mengingat wajahmu. Dia tahu kamu sekarang bahagia berada di sana. Dia berterimakasih pada Allah yang sudah mengizinkanmu memperlihatkan tempatmu berada padanya. Dia berterimakasih pada Allah yang sudah mengizinkan kamu mendatanginya. Dia juga bersyukur atas hidup yang dia miliki. Dia punya Allah, dan itu sudah cukup :)

Mbak, sekarang kamu sudah di tempat yang baik. Jauh lebih indah dari tempat kami berada sekarang. Mungkin kini kamu berada lebih dekat dengan Tuhan kita. Bisakah kamu minta pada Allah untuk memaafkan dosa-dosa adikmu ini? Bisakah kamu minta pada Allah untuk terus membimbing adikmu ini menjadi manusia yang baik? Supaya suatu saat nanti Ama bisa menyusul mbak ke tempat itu. Mintalah juga pada Allah kebahagiaan dan kesehatan untuk ibu dan bapak kita. Mohonkanlah perlindungan dan derajat yang tinggi bagi mereka. Mintalah pada Allah untuk membangun rumah di surga untuk nanti ditempati orang tua kita. Dan bisakah mbak minta pada Allah untuk mempersatukan kita semua lagi nanti di surga sebagai keluarga? Ama ingin tahu bagaimana rasanya ketika keluarga kita utuh dengan Mbak Hesti di dalamnya, dan sepertinya hal itu cuma bisa terjadi di surga nanti. Ama mau minta hal itu sama Allah. Bisakah Mbak Hesti minta hal yang sama juga ke Allah?

Mbak, rindu ini akan selalu ada. Ama yakin bukan cuma Ama yang kangen Mbak Hesti. Ibu, Bapak, Mbak Tia, Mas Aji juga pasti kangen mbak. Apalagi mereka udah pernah ketemu mbak, rasanya mungkin lebih kangen dari pada Ama. Tolong jangan larang rindu ini hadir dalam hati kami karena kami tak pernah bisa menyingkirkannya. Tolong jangan salahkan air mata yang menetes tiap kali mengingatmu karena kami tak mampu membendungnya. Walaupun aku tak punya kesempatan mengenal dan mengingatmu, aku merasakan dirimu dari bayangan yang ku lihat ketika berdiri di depan cermin. Meskipun aku tak pernah ingat rasa sakit ketika aku jatuh terguling dari atas kakimu ketika kau bermain denganku, aku merasakan keceriaanmu dari senyum mereka ketika memutarkan memori tentang tingkahmu. Sang Pemilik Nyawa sudah memanggilmu kembali pada-Nya sebelum aku sempat membuat memoriku sendiri bersamamu. Tak apa. Toh kau sudah pulang ke tempat yang tepat. Toh kau bahagia di sana. Toh kau sudah pernah mengunjungiku aku yang masih harus tinggal di dunia. Aku ikhlas. Bahagialah, mbakku. Doakan kami yang masih di sini. Mintalah pada Allah agar suatu hari nanti keluarga kita bersatu lagi di tempat yang paling indah. I miss you. I love you :)


your little sister,
Ama

Friday, February 12, 2016

#21-January 12

Today's February 12. Genap umur saya jadi 21 tahun 1 bulan. Sebulan kemarin banyak hal yang menyita fokus sehingga saya tidak kunjung menuliskan kisah baru di halaman blog ini, dan ternyata ada juga yang menantikan kisah-kisah baru di blog ini. Hahahaha. So I guess today is the right time to write another story of my life. Untuk kamu yang dari kemarin nanyain kenapa blognya Ama gak di-update, here I give you the story you want to read ^^

I was born on January 12, 1995. Exactly last month was my 21th birthday. Unlike previous years when I expected something special on my birthday, I didn't expect anything on my birthday this year. It's just a birthday of mine and I'm grateful for that. But the fact was I got something far better from my zero expectation.

It was like this at the first time. January 6th, sehari setelah ulang tahun Mahessa. Aku dan teman-teman berencana memberikan kejutan kecil untuk si kurus yang baru bertambah usianya jadi 22 tahun itu. Perjalanannya cukup panjang sebelum berhasil menyergap Mahe di basecamp kontrakan wanita. Awalnya kami kira Mahe di rumahnya, jadi kami pergi ke rumahnya mengandalkan arahan dari salah satu teman serumah Mahe yang juga kenalanku. Tapi ternyata Mahe sedang di kontrakan teman kami yang lain. Dengan arahan dari si pengontrak rumah, dari kontrakan Mahe kami meluncur ke kontrakan geng wanita, begitu Mahe menyebutnya. Dan jadilah seperti ini. "Happy birthday Mahessaaaaa", ujarku sambil memegang kue ulang tahun dengan lilin yang sudah menyala. Melihat respon Mahe, aku sama sekali tidak memikirkan hal lain selain senang melihat si kurus ini tersenyum simpul terharu dengan kejutan dari kami. Tetapi ternyata kejutan ini tidak hanya berhenti pada senyum Mahessa.
Saat aku sedang memegang kue Mahessa dengan lilinnya yang masih menyala, di belakangku ternyata Ayam dan Titin menyiapkan satu lagi kue ulang tahun. Setengah bingung, aku menoleh ke belakang melihat Titin membawa kue ke arahku. Rasanya aku berada dalam posisi yang aneh saat itu. Aku sedang memegang kue ulang tahun temanku, dan temanku yang lain memegang kue ulang tahun untukku. Ditambah lagi, hey aku belum ulang tahun yaaa! Hahahaha. Tidak heran kejutan ulang tahunku dan Mahessa "dirapel" di satu hari karena saat aku ulang tahun tanggal 12 Januari aku dan Mahessa sudah memutuskan untuk mudik bersama ke rumah kami di Lampung. Ya ampun. Ini pertama kalinya aku merayakan ulang tahunku sebelum harinya tiba. Ternyata rasanya lucu sekali. Hahahaha. Happy late birthday, Mahek. Happy early birthday, Ama. Terimakasih teman-teman yang sudah repot dan bingung meramaikan dua chatroom berbeda untuk mendiskusikan ulang tahunku dan Mahessa. Terimakasih juga Icus Mumus yang sudah menyediakan rumahnya direcoki orang-orang ini :*

Sudah. Heboh ramai "perayaan" ulang tahunku sudah cukup di tanggal 6 itu saja. Setidaknya itu yang aku pikirkan saat itu. Pagi hari tanggal 12 Januari aku tidak terpikir akan ada perayaan lagi. Lagi pula aku sedang repot mempersiapkan kamar kos yang akan ditinggal mudik dan juga barang-barang yang akan dibawa pulang ke rumah. Tapi ternyata kejutan lain datang dari teman yang lain.
Shinta Wulandari yang awalnya datang dengan niat mengantarkan aku ke bandara ternyata membawa sekotak donat lengkap dengan lilin dan kado ulang tahun. Dan di saat yang sama Jeje juga datang ke kamarku membawa sebuah red velvet dan lilin mati lampu sebagai lilin ulang tahun. Hahahahaha di saat kau tidak berekspektasi apapun justru begitu banyak perhatian yang ku dapat dari sahabat-sahabatku. Padahal didoakan saja aku sudah berterimakasih. Ya Allah, bersyukur sekali rasanya. Bukan kue atau kado berarti untukku. Yang lebih penting lagi adalah keberadaan kalian dalam hidupku. Tempatku bercerita mulai dari keluhan-keluhan tidak penting sampai masalah paling berat yang pernah aku hadapi. Terimakasih teman-temanku untuk keberadaan kalian dalam hidupku, untuk doa dan harapan yang kalian panjatkan bagiku. Aku lebih kuat karena ada kalian yang menemani. Terimakasih teman-teman. Terimakasih :)



Sunday, January 3, 2016

New Year's Full of Light (2)

Tanggal 31 Desember 2015 jatuh pada hari Kamis which means... BINGO! Long weekend! Belum puas dengan jalan-jalan di malam pergantian tahun, aku dan tiga manusia jomblo kembali mengagendakan jalan-jalan di awal tahun 2016. Tanggal 2 dipastikan jadi tanggal jelajah selanjutnya. Tujuannya? Tadinya ada tiga pilihan: (1) Rumah Astin di Magelang (2) The Festival of Light di Kaliurang (3) Rumah hantu di JEC. Setelah didiskusikan dengan pertimbangan rumah Astin terlalu jauh dan rumah hantu tidak begitu menyenangkan, akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Festival of Light di gardu pandang Kaliurang. Wohoo! Sounds good! Diskusi lalu dilanjutkan untuk menentukan mau berangkat jam berapa. Diwarnai dengan banyak kata "manut", akhirnya diputuskan kita berangkat jam 3 sore dan sholat ashar di jalan. Memang dasarnya disuruh sholat ashar tepat waktu dulu, mendekati jam 3 sore di tanggal 2 Januari, hujan turun dengan intensitas yang berbeda-beda di tempat tinggal kami berempat. Pada akhirnya kita baru berangkat jam 4 dari rumah makan Jepang di dekat kosku.

Sesampainya di sana sekitar hampir jam 5 sore, ternyata venue sudah cukup ramai. Aku hampir tidak ingat kalau malam itu malam minggu. Sampai di venue di sore hari membuat kami bisa membedakan suasana sebelum dan setelah lampu-lampu dinyalakan. First impression: lucuuuu! Seperti festival lampu lainnya, tempat ini memang jadi arena foto-foto narsis bagi para pengunjung termasuk kami. One of my favourite photo is this one!
default position 2
default position 1










Foto di sebuah gazebo dengan lampu-lampu biru. Kesannya seperti winter edition di istana esnya Elsa (my imagination running wild). Di dekat gazebo itu ada area untuk lovers dengan hiasan lampu bentuk hati dan tulisan LOVE besar. Kata Mahe tempatnya romantis banget, lalu dia baper...



Spot selanjutnya ada spot yang lebih lucu dengan hiasan-hiasan lampu bentuk hewan, tumbuhan dan dinosaurus. Lalu ada juga padang lampu warna warni dengan sky bicycle di atasnya. Di taman lampion versi Kaliurang ini juga ada beberapa wahana permainan anak tempat kami melihat adik-adik lucu yang lagi main ditemani mama papa. For your information, kami berempat suka anak kecil x)
triceratops!
screening adek-adek lucu yang lagi main rumah balon
wood of light
Mulai lelah berfoto dan mengelilingi venue taman lampu ini, kami memutuskan untuk pulang sekitar jam 8.30 pm. Sebelum pulang kami sempat makan mie ayam di dekat Taman Kaliurang. Ketika teman saya ini tentu saja membeli minuman kesukaan, wedang ronde. Sempat khawatir karena Mahe mengeluh sakit kepala, Alhamdulillah kami pulang dengan selamat, hati gembira, serta foto yang banyak. Setelah ini Arya dan Mahe bakalan mulai siap-siap (kalau mau) ujian, dan tanggal 7 Arya segera pulang kampung ke Bali. Lalu tanggal 12 aku dan Mahe pulang ke Lampung. Astin sih bisa pulang kapanpun. Jadi mungkin ini jalan-jalan terakhir sebelum liburan semester. Awal tahun 2016 ada pengalaman jalan-jalan baru yang terang benderang penuh dengan kelap-kelip lampu-lampu cantik. Hope our days later will be brighter than those lights. Sukses ujiannya mblo! Ayo kapan-kapan kita jelajah yang lebih jauh ;)


default position 3
not (yet) default position








New Year's Full of Light (1)

Hari telah berlalu, musim sudah berganti, waktu terus berputar. Seperti daun gugur yang terbang tertiup angin, seperti rintik hujan yang telah jatuh membasahi rerumputan, yang berlalu sudah terlewati dan yang akan datang segera menyapa. Ya Rabb, semoga Kau jadikan detik-detik yang kami miliki bermakna dan membawa kami menjadi manusia seutuhnya. Amin...

Desember ke 20 dalam hidupku sudah terlewati. Alhamdulillah, ada pengalaman baru yang kali ini bisa aku nikmati di penghujung tahun 2015 masehi. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang aku habiskan untuk belajar karena sedang minggu UAS atau merayakan tahun baru bersama teman-teman di balik dinding gedung kampus, tahun ini aku keluar, berbaur dengan keramaian kota Jogja yang luar biasa. Bukan tanpa khawatir, tapi yasudah lah, jalani saja. Yang jelas kami menjauhi tempat-tempat yang sudah sangat jelas menjadi pusat orang berdesak-desakan. Em, kami? Yup! Kami berempat. Empat orang mahasiswa UGM yang secara menggelikan jadi sering berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Empat orang dengan komposisi dua laki-laki dan dua perempuan, dua orang dengan tinggi +/- 175cm dan dua orang dengan tinggi +/- 150cm, dua anak sulung dan dua anak bungsu. Namanya? Sebut saja Arya, Astin, Mahe, dan Ama. Well, itu nama asli.

default position 1
31 Desember 2015, kami berempat memutuskan untuk menghabiskan malam pergantian tahun bersama. Sempat bingung karena tidak mau berdesak-desakan dengan padatnya antrian kendaraan yang pasti membludak di jalan, tadinya kami sepat memilih untuk stay di salah satu tempat nongski dengan makanan enak yang asik dibayar dengan asas kongsi dari setelah isya. Namun karena bingung harus ngapain aja di sana menunggu pergantian tahun, akhirnya kami memutuskan untuk menyambangi sebuah acara yang diadakan oleh RT 18 di bantaran Kali Code. Kampung Lampion namanya.
Kampung Lampion Kali Code memang tidak sebagus tempat-tempat lain yang menyajikan warna-warni lampu yang banyak dengan bentuk yang variatif. Lampu-lampu yang ada di sini cukup sederhana. Namun ada hal unik dari event yang diadakan warga RT 18 Kali Code ini, pasalnya venue yang digunakan adalah lingkungan pemukiman warga yang disulap menjadi tempat pameran dan pertunjukan sederhana. Pesan yang ingin disampaikan oleh warga di sini juga sangat kental, bahwa mereka khawatir akan hilangnya kearifan lokal, keasrian, dan kenyamanan dari tempat tinggal mereka karena pembangunan hotel besar-besaran yang sekarang sedang dilakukan di Jogja. Selain pameran lampu warna-warni dan foto-foto yang menggambarkan lingkungan Kali Code dulu dan kini, warga juga membuat panggung pertunjukkan sederhana. Salah satu penampilan yang sempat kami tonton adalah pertunjukkan lakon dari salah satu teater kampus. Pesan yang disampaikan dalam lakon tersebut juga dalam namun disampaikan dengan cara yang ringan dan menggelitik, masalah kenyamanan dan keramahan warga Kali Code, kejujuran petinggi-petinggi negara, pembangunan hotel yang meraja lela, dan sebagainya. Secara garis besar aku cukup terkesan dengan ide yang dipilih warga untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Sangat polos, sangat sederhana, tapi mampu menarik masa. Dan sebelum pulang, of course...
default position 2
Selepas dari Kali Code, kami mampir untuk makan di salah satu tempat makan cepat saji di dekat tugu Jogja. Subhanallah... ramenya minta ampun. Tapi karena Mahessa sudah tremor karena belum makan dari pagi, ya sudah terjang saja bung! Antrian pelanggan yang ingin memesan di kasir mengular sampai pintu keluar. Mencoba sabar, akhirnya aku dan Mahe ikut mengantri walaupun sudah tidak ada kursi tersedia untuk makan. Pilihan lain adalah, pesan makanan take away dan makan di luar tempat makan tersebut, seperti orang-orang lain yang ramai "piknik" di area parkir. Memperhatikan orang-orang yang kebagian tempat duduk di dalam ruangan, aku akhirnya menemukan bakal calon tempat kosong yang akan segera ditinggal pelanggan yang makannya sudah mau selesai. Alhamdulillah, nggak perlu ikutan "piknik" di area parkir. Dengan sigap, setelah pelanggan sebelumnya berdiri dari kursi, aku langsung menghampiri pelanggan tersebut lalu bertanya, "Udah selesai, bu?". "Sudah, sudah.", jawab ibu yang datang bersama suami dan dua anaknya itu. Yes! Dapat! Aku langsung duduk dan memanggil Astin dan Arya yang sedang "piknik" di area parkir. Singkat cerita akhirnya kami bisa makan dengan tenang di dalam ruang ber-AC.

Setelah makan, kami menuju ke jalan di dekat aliran Kali Code. Dari situ kembang api dari tugu dan sekitarnya bisa terlihat. Menunggu beberapa menit sampai jam 12, dan akhirnya pesta kembang api dimulai. Sepanjang horison yang kami lihat banyak sekali jenis kembang api, dari yang gede suaranya doang sampai kembang api mahal dari rooftop hotel berbintang. Waaaaah ini malam pergantian tahun yang berbeda dari malam pergantian tahun yang sebelumnya aku lalui. Kalau biasanya hanya diam di rumah atau suatu tempat, sekarang kita turun ke jalan, berbaur dengan warga kota. Senangnya. Selamat memulai hari dari tanggal 1 Januari lagi, people. May we have great days ahead :)


Sunday, December 27, 2015

Hey Kids, I Miss You...

Let's start this with... em... I don't wanna be sad but... I have to admit I used to love December, and now not anymore. Well, I'm not really sad, I'm just... feelingless....
Okay, that's sad.

Now let's move on! Make your heart feels something rather than just feeling sad about your feelinglessness (T.T)

Dibilang belum move on, yaa biarlah. But tonight I miss my boys and girls again :')
I don't wanna leave anybody out but since they're just to many and I don't have their photo one by one, i bet their face are in these two photos. hehehe :p
I guess I have too many memories with these kids and I just enjoyed every single time I had with them, even when I was angry or got tricked by them. Mereka anak-anak yang lugu, polos, dan baik. Emm... ya maksudnya kalopun nakal juga memang karena lagi masa-masanya nakal and that's just fine, even if the got me angry sometimes. Do you know? They never meant to make me so. Let me introduce you to some of them :)

1. Dina Zulfa,
Dina, 5th grade, berarti sekarang udah naik kelas 6, KRYPG's big fan. wkwkwkwk
She's beautiful isn't she? Adek perempuan kesayangan kakak nih :) Ceritanya semakin deket sama Dina itu selain gara-gara dia sering main ke pondokan (which most of every kids does), dia sering curhat tentang KRYPG. Hahahahahaha xD Should I tell you what KRYPG stands for? Well, not that important :p I play, learn, pray, even sleep with her the most I think. And of course, adekku satu ini paling sering curhat dan marah-marah tentang Kak Rizky. Waktu hari penarikan KKN dari Mabat, Dina demam badannya. Sempet bikin agak sedih waktu itu, dan setelah udah di Jogja juga sempet dapet kabar Dina sakit sampe harus dijemput dari madrasah. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah sehat. Kemarin sempet ke Mabat lagi sebentar dan ketemu Dina dengan rambut barunya ^^
2. Xena Artika Hindi
Xena, anaknya bapak kadus, Pevita Pearce versi kecil, kelas 6 (berarti sekarang udah SMP! OMG!), dedeknya Kak Agus ;)
Ini anak sahabatnya Dina banget. Sekarang udah SMP ya dek. Udah masuk pondok dong ;) Xena anak yang cerita, dia gak nangis sama sekali waktu kakak-kakak KKN mau balik ke Jogja. Bahkan dia ngeledekin saya, "Hayo Kak Ama nangis yaaa?", katanya. hahahaha strong girl, tapi dia pemalu. Dan gara-gara mukanya yang mirip sama Pevita Pearce, Xena jadi adek favoritnya Kak Agus :3
3. Ahmad Muzakir
Oyi, kelas 6 yang berarti sekarang juga udah SMP dan Insya Allah masuk pondok :') jago main bola, berani, kind hearted :3
Salah satu anak yang berhasil saya kuak kelembutan hatinya. Di awal-awal pertemuan Oyi ini anak lumayan bikin naik darah apalagi kalo di madrasah dan udah bersatu sama Yaya. Innalillahi... Tapi lama kelamaan setelah udah deket Oyi termasuk anak yang mungkin punya relasi emosi yang paling besar sama aku. Waktu hari pelepasan KKN, Oyi malu-malu gitu mau deketin aku sampe akhirnya temennya (whom I forget who he was T.T) yang bilang "Kak Ama, Oyi mau salim sama Kak Ama tapi malu, kak." Waktu itu Oyi cuma berdiri ngeliatin aku sambil pasang ancang-ancang mau kabur, tapi nggak kabur. Akhirnya aku yang nyamperin dia dan waktu dia cium tanganku dia langsung nangis hebat, lama, nggak berhenti-berhenti. I didn't know how to stop his tears. I just said to him, "Nggak apa-apa kok. Nanti kalo kakaknya ada rezeki Insya Allah kakak main ke Mabat lagi, ketemu Oyi lagi. Oyi doain aja ya. Oyi pinter kok. Adek kakak pinter kok. Nggak apa-apa ya.", kataku sambil juga berlinangan air mata memeluk dan mengelus kepalanya. Dan Oyi nggak berhenti nangis sampe bus yang membawa BBL01 pergi dari Mabat berangkat. Huhuhu emosional sekali T.T Lucunya bocah satu ini masih sering banget nelfonin aku bahkan setelah aku meninggalkan Mabat. Dia sampe kenal sama bapak dan beberapa temenku. Hahaha Oyi tipe adek yang protektif lho sama kakaknya :3
4. Ahmad Hudori
Dori, kelas 5A (berarti sekarang kelas 6), cool, jika kepemimpinan tinggi, responsible.
Dori salah satu anak yang paling menarik buatku. Di Mabat beberapa orang melabel dia "super nakal". Tapi look what I found! Kalau diberi kepercayaan dia anak yang bisa diandalkan, punya tanggung jawab, dan jiwa kepemimpinan. Sebenarnya aku menyayangkan beberapa orang di desanya sudah melabel dia jelek duluan. Padahal kalau aku lihat dia punya potensi yang nggak semua orang di desanya punya. Dia unik, dan jelas lebih susah didekati dari pada Oyi. Waktu penarikan tim KKN Dori nggak ada. Lagi pergi katanya. And what makes me happy is waktu kemarin sempet balik ke Mabat, dia terlihat excited bisa ketemu aku lagi walaupun sebentar. Ya, sayangnya cuma sebentar karena memang gak bisa lama-lama di Mabat. Kamu punya potensi, dek. Semoga potensimu tergali dan bisa kamu manfaatkan dengan baik ya :)





So now please take a closer look at my heaven on earth :)




















Though these are just the few of them... 



Miss you kids :)

photo credit: BBL-01

Thursday, December 24, 2015

Fun Escape to Ngandong Beach

Almost dawn again. Mmm... waktu-waktu seperti ini memang paling enak buat nulis sih. Hahaha. Remember last time I told you I have so many story I haven't told you? Now let me tell you one...

We'll start with this photo. They are the characters in this story I wanna tell you. So, last time, I don't remember the exact time, we went to the beach. You may think what's so special about beach since I have gone there for so many times. What made is special is them :) They are good people with good heart and good action, and that was our first escape, real quality time. Introducing, GMB Sambel rangers :)

Sweet escape kita ke Pantai Ngandong awalnya tidak selancar perkiraan. Yaa itu pun kalau ada yang memperkirakan kita bakal berangkat ontime sih. Yup! Rencana berangkat jam 5 sore gagal total akibat ngaret-ngaret, miskom, and others. Wal hasil kita akhirnya berangkat jam 8 malam dari Jogja menuju Gunung Kidul. Perfect time :') Itu pertama kalinya aku ke pantai Gunung Kidul dengan motor malam-malam, not almost dawn, belum sepertiga akhir malam. Yaa singkat cerita kita sampai di Pantai Ngandong sekitar jam 11 malam. Kondisi pantai saat itu gelap gulita, jadi kami tidak tahu sebenarnya bagaimana bentukan pantai ini. Bagus kah? Biasa saja kah? Ditambah belum sholat isya dan mulai gerimis... Nice. Setelah berjalan sebentar menyusuri pantai, akhirnya kami memutuskan untuk memilih satu spon dan langsung mendirikan tenda di tengah gerimis yang perlahan berubah menjadi hujan. Tapi Alhamdulillah setelah tenda berdiri hujan mulai berhenti. Ya logikanya sih kalau tendanya sudah berdiri kalaupun hujan kita bisa berteduh dalam tenda. Eh tapi hujannya malah berhenti setelah tendanya jadi. Yasudahlah yaaa. Hahaha

Setelah tenda beres kami sholat satu per satu di sebuah pondok kecil di dekat tenda kami berdiri. Karena sudah malam, kamar mandi yang biasanya disewakan warga sekitar tidak ada yang buka. Jadilah kami berwudhu dengan air laut. Emm... ini bukan pertama kalinya aku berwudhu pakai air laut sih. Tapi tetap lengket rasanya di muka. Hehe. Setelah semua sholat, kami menggelar tikar di depan tenda, di atas pasir pantai yang lembut, dan memainkan permainan sakral, werewolf! Bermain werewolf kali itu terasa spesial karena diiringi suara menenangkan desiran ombak, belaian lembut angin darat, dan jutaan bintang yang bertebaran di atas kepala kami. Setelah satu atau dua putaran, kami mulai kehilangan fokus dari permainan karena bintang-bintang di atas kepala kami terlalu indah untuk diabaikan. Akhirnya setelah beberapa jam bermain, satu per satu dari kami mulai memilih untuk 'mati' saja dari permainan karena ingin merebahkan badan dan melihat bintang jatuh di langit. Ya, ada banyak bintang jatuh yang kami lihat malam itu. Selesai bermain kami pun bergeletakan di pantai, mencari sebanyak-banyaknya bintang jatuh yang bisa kami lihat. Pemandangan yang sangat luar biasa. Bintang-bintang sebanyak ini rasanya tak bisa setiap hari kami nikmati di langit kota, apalagi bintang jatuh. Luar biasa rasanya. Beberapa saat kemudian beberapa orang mulai memilih tidur di dalam tenda. Aku? Tentu saja memilih tidur di luar, beralaskan mantel hujan Mas Manda yang sobek dan beratapkan langit dengan berjuta bintang, dan bintang jatuh ^^ Aku membiarkan diriku tertidur dengan sendirinya karena tak rela melewatkan indahnya langit Pantai Ngandong malam itu.

Pagi mulai datang. Langit mulai terlihat berwarna kebiruan dengan cahaya lembayung yang mulai muncul sedikit demi sedikit. Aku terbangun dari tidurku dan membangunkan Maya yang tidur di sebelahku. Yap! Mari sholat subuh dengan wudhu air laut lagi. Saat itu akhirnya aku mulai bisa melihat bentukan pantai ini. Impresi saat itu, bagus. Ya lumayan. Namun saat hari mulai siang impresiku berubah jadi, "Wow, bagusnya."

meet the beautiful Ngandong Beach
Saat cahaya matahari mulai malu-malu menyeruak dari balik tebing, kami mulai bergerak. Senam pagi alay dipimpin Astin dan Maya pun dimulai. Ya ampun! Malu kali sama rombongan mbak-mbak mas-mas nggaya di sebelah. Lagi pula karena senamnya juga tidak jelas akhirnya senam diganti dengan game yang juga tidak begitu mengasyikkan. Hahaha
senam alay dipimpin Astin dan Maya


Setelah game yang hanya dimainkan satu putaran itu, kami akhirnya memutuskan untuk menjelajahi pantai yang sedang surut. Perhatian kami tertuju pada karang besar yang berdiri gagah di tepian pantai dengan karang-karang yang lebih kecil di sekelilingnya. Selama perjalanan menuju karang itu kami bisa melihat dasar pantai dengan jelas karena air lautnya yang masih sangat jernih. Tak ayal pantai ini memang biasa digunakan sebagai lokasi snorkling. Sesampainya di karang besar itu, tentu saja. Photo session!
 Setelah puas menjelajahi karang besar itu sebagai lokasi photo shoot, kami memutuskan untuk sarapan di pinggir pantai dengan menu, tentu saja seafood.
breakfast time!
Setelah makan, Mahe dan Arya memulai kegiatan berenang di pantai. Kami pun satu per satu menyusul mereka menceburkan diri ke air laut. Kami bermain di air cukup lama, dari sekitar jam 7 hingga jam 11. Selama di air kami banyak bergerak. Beberapa orang mengajari Ratri berenang, mengajari Mahe dan para lelaki cara mengapung (karena uniknya para lelaki ini tidak bisa mengapung sebebas kami para wanita. Keluhannya, kalo cewe itu ngapungnya bisa sampe kaki kalo cowo kakinya pasti masih dibawah air), main kucing-kucingan versi pantai, lomba paling lama menahan nafas dalam sambil melihat ekspresi-ekspresi lucu masing-masing di dalam air, yang semuanya diselingi canda tawa. Saat lomba menahan nafas dalam air, lucunya yang membuat kami tak tahan bukan karena kemampuan paru-paru kami tapi karena kami tak tahan menahan tawa saat melihat tingkah teman-teman kami di dalam air. Di samping itu ada hal lucu yang aku prakarsai dengan menjadi "duta bahari". Hahahaha. Asosiasi bebas dimulai! Aku menggunakan rumput laut yang banyak mengapung di ari sebagai mahkota "duta bahari". Kemudian Arya mengikuti dengan menjadikan rumput laut itu sebagai jenggot Sury* Palo*. Ingat sekali saat Arya bilang, "Eh, mana jenggot Sury* Palo*-ku?" saat rumput laut di tangannya jatuh dan terbawa ombak. Wkwkwk. Versi Mas Manda, rumput laut itu berubah menjadi rambut yang ia sebut "yang alami-alami". Hahahahaha

Arya dan jenggot kebanggaannya


Entahlah. Mungkin karena tingkah kami terlalu mencolok, atau karena kami terlalu berisik, atau karena kami keren (?), beberapa turis asing sampai memperhatikan kami sampai tertawa dan bahkan mengabil foto kami. Hahahaha. Dan sesi yang tidak pernah dilewatkan tiap liburan, tentu saja. Again. Photo shoot!!



Singkat cerita setelah Mas Manda gosong, setelah Ratri bisa berengan, dan setelah aku mulai pilek, akhirnya kami keluar dari air, bilas-bilas, beres-beres tenda, dan akhirnya kembali ke Jogja. It was so nice to spend times with you. Looking forward to go on other fun escape with these people. Have a nice day people ;)