Almost dawn again. Mmm... waktu-waktu seperti ini memang paling enak buat nulis sih. Hahaha. Remember last time I told you I have so many story I haven't told you? Now let me tell you one...
We'll start with this photo. They are the characters in this story I wanna tell you. So, last time, I don't remember the exact time, we went to the beach. You may think what's so special about beach since I have gone there for so many times. What made is special is them :) They are good people with good heart and good action, and that was our first escape, real quality time. Introducing, GMB Sambel rangers :)
Sweet escape kita ke Pantai Ngandong awalnya tidak selancar perkiraan. Yaa itu pun kalau ada yang memperkirakan kita bakal berangkat ontime sih. Yup! Rencana berangkat jam 5 sore gagal total akibat ngaret-ngaret, miskom, and others. Wal hasil kita akhirnya berangkat jam 8 malam dari Jogja menuju Gunung Kidul. Perfect time :') Itu pertama kalinya aku ke pantai Gunung Kidul dengan motor malam-malam, not almost dawn, belum sepertiga akhir malam. Yaa singkat cerita kita sampai di Pantai Ngandong sekitar jam 11 malam. Kondisi pantai saat itu gelap gulita, jadi kami tidak tahu sebenarnya bagaimana bentukan pantai ini. Bagus kah? Biasa saja kah? Ditambah belum sholat isya dan mulai gerimis... Nice. Setelah berjalan sebentar menyusuri pantai, akhirnya kami memutuskan untuk memilih satu spon dan langsung mendirikan tenda di tengah gerimis yang perlahan berubah menjadi hujan. Tapi Alhamdulillah setelah tenda berdiri hujan mulai berhenti. Ya logikanya sih kalau tendanya sudah berdiri kalaupun hujan kita bisa berteduh dalam tenda. Eh tapi hujannya malah berhenti setelah tendanya jadi. Yasudahlah yaaa. Hahaha
Setelah tenda beres kami sholat satu per satu di sebuah pondok kecil di dekat tenda kami berdiri. Karena sudah malam, kamar mandi yang biasanya disewakan warga sekitar tidak ada yang buka. Jadilah kami berwudhu dengan air laut. Emm... ini bukan pertama kalinya aku berwudhu pakai air laut sih. Tapi tetap lengket rasanya di muka. Hehe. Setelah semua sholat, kami menggelar tikar di depan tenda, di atas pasir pantai yang lembut, dan memainkan permainan sakral, werewolf! Bermain werewolf kali itu terasa spesial karena diiringi suara menenangkan desiran ombak, belaian lembut angin darat, dan jutaan bintang yang bertebaran di atas kepala kami. Setelah satu atau dua putaran, kami mulai kehilangan fokus dari permainan karena bintang-bintang di atas kepala kami terlalu indah untuk diabaikan. Akhirnya setelah beberapa jam bermain, satu per satu dari kami mulai memilih untuk 'mati' saja dari permainan karena ingin merebahkan badan dan melihat bintang jatuh di langit. Ya, ada banyak bintang jatuh yang kami lihat malam itu. Selesai bermain kami pun bergeletakan di pantai, mencari sebanyak-banyaknya bintang jatuh yang bisa kami lihat. Pemandangan yang sangat luar biasa. Bintang-bintang sebanyak ini rasanya tak bisa setiap hari kami nikmati di langit kota, apalagi bintang jatuh. Luar biasa rasanya. Beberapa saat kemudian beberapa orang mulai memilih tidur di dalam tenda. Aku? Tentu saja memilih tidur di luar, beralaskan mantel hujan Mas Manda yang sobek dan beratapkan langit dengan berjuta bintang, dan bintang jatuh ^^ Aku membiarkan diriku tertidur dengan sendirinya karena tak rela melewatkan indahnya langit Pantai Ngandong malam itu.
Pagi mulai datang. Langit mulai terlihat berwarna kebiruan dengan cahaya lembayung yang mulai muncul sedikit demi sedikit. Aku terbangun dari tidurku dan membangunkan Maya yang tidur di sebelahku. Yap! Mari sholat subuh dengan wudhu air laut lagi. Saat itu akhirnya aku mulai bisa melihat bentukan pantai ini. Impresi saat itu, bagus. Ya lumayan. Namun saat hari mulai siang impresiku berubah jadi, "Wow, bagusnya."
 |
meet the beautiful Ngandong Beach |
Saat cahaya matahari mulai malu-malu menyeruak dari balik tebing, kami mulai bergerak. Senam pagi alay dipimpin Astin dan Maya pun dimulai. Ya ampun! Malu kali sama rombongan mbak-mbak mas-mas nggaya di sebelah. Lagi pula karena senamnya juga tidak jelas akhirnya senam diganti dengan game yang juga tidak begitu mengasyikkan. Hahaha
 |
senam alay dipimpin Astin dan Maya |
|
|
|
Setelah game yang hanya dimainkan satu putaran itu, kami akhirnya memutuskan untuk menjelajahi pantai yang sedang surut. Perhatian kami tertuju pada karang besar yang berdiri gagah di tepian pantai dengan karang-karang yang lebih kecil di sekelilingnya. Selama perjalanan menuju karang itu kami bisa melihat dasar pantai dengan jelas karena air lautnya yang masih sangat jernih. Tak ayal pantai ini memang biasa digunakan sebagai lokasi snorkling. Sesampainya di karang besar itu, tentu saja. Photo session!
Setelah puas menjelajahi karang besar itu sebagai lokasi photo shoot, kami memutuskan untuk sarapan di pinggir pantai dengan menu, tentu saja seafood.
 |
breakfast time! |
Setelah makan, Mahe dan Arya memulai kegiatan berenang di pantai. Kami pun satu per satu menyusul mereka menceburkan diri ke air laut. Kami bermain di air cukup lama, dari sekitar jam 7 hingga jam 11. Selama di air kami banyak bergerak. Beberapa orang mengajari Ratri berenang, mengajari Mahe dan para lelaki cara mengapung (karena uniknya para lelaki ini tidak bisa mengapung sebebas kami para wanita. Keluhannya, kalo cewe itu ngapungnya bisa sampe kaki kalo cowo kakinya pasti masih dibawah air), main kucing-kucingan versi pantai, lomba paling lama menahan nafas dalam sambil melihat ekspresi-ekspresi lucu masing-masing di dalam air, yang semuanya diselingi canda tawa. Saat lomba menahan nafas dalam air, lucunya yang membuat kami tak tahan bukan karena kemampuan paru-paru kami tapi karena kami tak tahan menahan tawa saat melihat tingkah teman-teman kami di dalam air. Di samping itu ada hal lucu yang aku prakarsai dengan menjadi "duta bahari". Hahahaha. Asosiasi bebas dimulai! Aku menggunakan rumput laut yang banyak mengapung di ari sebagai mahkota "duta bahari". Kemudian Arya mengikuti dengan menjadikan rumput laut itu sebagai jenggot Sury* Palo*. Ingat sekali saat Arya bilang, "Eh, mana jenggot Sury* Palo*-ku?" saat rumput laut di tangannya jatuh dan terbawa ombak. Wkwkwk. Versi Mas Manda, rumput laut itu berubah menjadi rambut yang ia sebut "yang alami-alami". Hahahahaha
 |
Arya dan jenggot kebanggaannya |
Entahlah. Mungkin karena tingkah kami terlalu mencolok, atau karena kami terlalu berisik, atau karena kami keren (?), beberapa turis asing sampai memperhatikan kami sampai tertawa dan bahkan mengabil foto kami. Hahahaha. Dan sesi yang tidak pernah dilewatkan tiap liburan, tentu saja. Again. Photo shoot!!
Singkat cerita setelah Mas Manda gosong, setelah Ratri bisa berengan, dan setelah aku mulai pilek, akhirnya kami keluar dari air, bilas-bilas, beres-beres tenda, dan akhirnya kembali ke Jogja. It was so nice to spend times with you. Looking forward to go on other fun escape with these people. Have a nice day people ;)