Look Beyond

Look Beyond

Monday, February 15, 2016

Makna dari Hari Ini Tenggelam Bersamamu

15 Februari. Hari yang norma, seperti hari-hari biasanya. Padahal harusnya hari ini jadi salah satu hari istimewa ya. Mungkin keistimewaan itu juga terbenam seperti pemiliknya...
"Selamat ulang tahun ya mbak." Harusnya kalimat ini keluar dari mulutku setiap tanggal 15 Februari. Salah. Kalimat itu memang selalu aku ucapkan setiap tanggal 15 Februari. Hanya saja, penerima kalimat itu tak pernah menerimanya. Tidak sempat. Mungkin tidak seharusnya, but it always breaks my heart to realize that you're not here anymore and i never had a chance to see you. Aku sering berandai-andai bagaimana jadinya jika kamu masih di sini. Bagaimana rasanya kalau aku masih punya tiga kakak. Sudah sebesar apa kah tubuhmu? Lebih tinggi kah dari aku? Bagaimana rupamu? Masihkah kita dibilang mirip? Tapi itu semua hanya pengandaian. Faktanya, you're not with us anymore, and that's fine :)

Teringat dulu kau datang menjengukku dalam mimpi. Subhanallah... Allah benar-benar mendengar doaku dan mengizinkanmu mendatangiku. Kau tahu rasanya saat aku sadar itu dirimu? Bahagia. Bahagia yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Meskipun hanya sekejap, kau menunjukkan padaku betapa indah tempatmu berada kini. Betapa nyaman dan mapan dirimu kini. Mbak, maaf atas rengekan dan tangis Ama dulu yang menyesali kepergianmu. Padahal mbak bahagia di sana. Maaf mbak. Sekarang adik kecilmu yang dulu sering kau ajak main hingga jatuh terguling ke lantai ini sudah besar. Masih sedikit kekanak-kanakan sih, tapi dia terus belajar untuk menjadi wanita sesungguhnya. Wanita yang lebih baik yang membawa kebaikan bagi orang lain. Tidak perlu khawatir lagi akan adikmu ini. Dia punya banyak teman sekarang. Hatinya juga sudah jauh lebih tangguh dan terlatih dari pada yang dulu. Dia mungkin masih akan menitihkan air mata jika mengingatmu, tapi dia tidak lagi menyesali kepergianmu atau mempertanyakan kenapa dia tak sempat mengingat wajahmu. Dia tahu kamu sekarang bahagia berada di sana. Dia berterimakasih pada Allah yang sudah mengizinkanmu memperlihatkan tempatmu berada padanya. Dia berterimakasih pada Allah yang sudah mengizinkan kamu mendatanginya. Dia juga bersyukur atas hidup yang dia miliki. Dia punya Allah, dan itu sudah cukup :)

Mbak, sekarang kamu sudah di tempat yang baik. Jauh lebih indah dari tempat kami berada sekarang. Mungkin kini kamu berada lebih dekat dengan Tuhan kita. Bisakah kamu minta pada Allah untuk memaafkan dosa-dosa adikmu ini? Bisakah kamu minta pada Allah untuk terus membimbing adikmu ini menjadi manusia yang baik? Supaya suatu saat nanti Ama bisa menyusul mbak ke tempat itu. Mintalah juga pada Allah kebahagiaan dan kesehatan untuk ibu dan bapak kita. Mohonkanlah perlindungan dan derajat yang tinggi bagi mereka. Mintalah pada Allah untuk membangun rumah di surga untuk nanti ditempati orang tua kita. Dan bisakah mbak minta pada Allah untuk mempersatukan kita semua lagi nanti di surga sebagai keluarga? Ama ingin tahu bagaimana rasanya ketika keluarga kita utuh dengan Mbak Hesti di dalamnya, dan sepertinya hal itu cuma bisa terjadi di surga nanti. Ama mau minta hal itu sama Allah. Bisakah Mbak Hesti minta hal yang sama juga ke Allah?

Mbak, rindu ini akan selalu ada. Ama yakin bukan cuma Ama yang kangen Mbak Hesti. Ibu, Bapak, Mbak Tia, Mas Aji juga pasti kangen mbak. Apalagi mereka udah pernah ketemu mbak, rasanya mungkin lebih kangen dari pada Ama. Tolong jangan larang rindu ini hadir dalam hati kami karena kami tak pernah bisa menyingkirkannya. Tolong jangan salahkan air mata yang menetes tiap kali mengingatmu karena kami tak mampu membendungnya. Walaupun aku tak punya kesempatan mengenal dan mengingatmu, aku merasakan dirimu dari bayangan yang ku lihat ketika berdiri di depan cermin. Meskipun aku tak pernah ingat rasa sakit ketika aku jatuh terguling dari atas kakimu ketika kau bermain denganku, aku merasakan keceriaanmu dari senyum mereka ketika memutarkan memori tentang tingkahmu. Sang Pemilik Nyawa sudah memanggilmu kembali pada-Nya sebelum aku sempat membuat memoriku sendiri bersamamu. Tak apa. Toh kau sudah pulang ke tempat yang tepat. Toh kau bahagia di sana. Toh kau sudah pernah mengunjungiku aku yang masih harus tinggal di dunia. Aku ikhlas. Bahagialah, mbakku. Doakan kami yang masih di sini. Mintalah pada Allah agar suatu hari nanti keluarga kita bersatu lagi di tempat yang paling indah. I miss you. I love you :)


your little sister,
Ama

No comments:

Post a Comment