Look Beyond

Look Beyond

Sunday, January 3, 2016

New Year's Full of Light (2)

Tanggal 31 Desember 2015 jatuh pada hari Kamis which means... BINGO! Long weekend! Belum puas dengan jalan-jalan di malam pergantian tahun, aku dan tiga manusia jomblo kembali mengagendakan jalan-jalan di awal tahun 2016. Tanggal 2 dipastikan jadi tanggal jelajah selanjutnya. Tujuannya? Tadinya ada tiga pilihan: (1) Rumah Astin di Magelang (2) The Festival of Light di Kaliurang (3) Rumah hantu di JEC. Setelah didiskusikan dengan pertimbangan rumah Astin terlalu jauh dan rumah hantu tidak begitu menyenangkan, akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Festival of Light di gardu pandang Kaliurang. Wohoo! Sounds good! Diskusi lalu dilanjutkan untuk menentukan mau berangkat jam berapa. Diwarnai dengan banyak kata "manut", akhirnya diputuskan kita berangkat jam 3 sore dan sholat ashar di jalan. Memang dasarnya disuruh sholat ashar tepat waktu dulu, mendekati jam 3 sore di tanggal 2 Januari, hujan turun dengan intensitas yang berbeda-beda di tempat tinggal kami berempat. Pada akhirnya kita baru berangkat jam 4 dari rumah makan Jepang di dekat kosku.

Sesampainya di sana sekitar hampir jam 5 sore, ternyata venue sudah cukup ramai. Aku hampir tidak ingat kalau malam itu malam minggu. Sampai di venue di sore hari membuat kami bisa membedakan suasana sebelum dan setelah lampu-lampu dinyalakan. First impression: lucuuuu! Seperti festival lampu lainnya, tempat ini memang jadi arena foto-foto narsis bagi para pengunjung termasuk kami. One of my favourite photo is this one!
default position 2
default position 1










Foto di sebuah gazebo dengan lampu-lampu biru. Kesannya seperti winter edition di istana esnya Elsa (my imagination running wild). Di dekat gazebo itu ada area untuk lovers dengan hiasan lampu bentuk hati dan tulisan LOVE besar. Kata Mahe tempatnya romantis banget, lalu dia baper...



Spot selanjutnya ada spot yang lebih lucu dengan hiasan-hiasan lampu bentuk hewan, tumbuhan dan dinosaurus. Lalu ada juga padang lampu warna warni dengan sky bicycle di atasnya. Di taman lampion versi Kaliurang ini juga ada beberapa wahana permainan anak tempat kami melihat adik-adik lucu yang lagi main ditemani mama papa. For your information, kami berempat suka anak kecil x)
triceratops!
screening adek-adek lucu yang lagi main rumah balon
wood of light
Mulai lelah berfoto dan mengelilingi venue taman lampu ini, kami memutuskan untuk pulang sekitar jam 8.30 pm. Sebelum pulang kami sempat makan mie ayam di dekat Taman Kaliurang. Ketika teman saya ini tentu saja membeli minuman kesukaan, wedang ronde. Sempat khawatir karena Mahe mengeluh sakit kepala, Alhamdulillah kami pulang dengan selamat, hati gembira, serta foto yang banyak. Setelah ini Arya dan Mahe bakalan mulai siap-siap (kalau mau) ujian, dan tanggal 7 Arya segera pulang kampung ke Bali. Lalu tanggal 12 aku dan Mahe pulang ke Lampung. Astin sih bisa pulang kapanpun. Jadi mungkin ini jalan-jalan terakhir sebelum liburan semester. Awal tahun 2016 ada pengalaman jalan-jalan baru yang terang benderang penuh dengan kelap-kelip lampu-lampu cantik. Hope our days later will be brighter than those lights. Sukses ujiannya mblo! Ayo kapan-kapan kita jelajah yang lebih jauh ;)


default position 3
not (yet) default position








New Year's Full of Light (1)

Hari telah berlalu, musim sudah berganti, waktu terus berputar. Seperti daun gugur yang terbang tertiup angin, seperti rintik hujan yang telah jatuh membasahi rerumputan, yang berlalu sudah terlewati dan yang akan datang segera menyapa. Ya Rabb, semoga Kau jadikan detik-detik yang kami miliki bermakna dan membawa kami menjadi manusia seutuhnya. Amin...

Desember ke 20 dalam hidupku sudah terlewati. Alhamdulillah, ada pengalaman baru yang kali ini bisa aku nikmati di penghujung tahun 2015 masehi. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang aku habiskan untuk belajar karena sedang minggu UAS atau merayakan tahun baru bersama teman-teman di balik dinding gedung kampus, tahun ini aku keluar, berbaur dengan keramaian kota Jogja yang luar biasa. Bukan tanpa khawatir, tapi yasudah lah, jalani saja. Yang jelas kami menjauhi tempat-tempat yang sudah sangat jelas menjadi pusat orang berdesak-desakan. Em, kami? Yup! Kami berempat. Empat orang mahasiswa UGM yang secara menggelikan jadi sering berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Empat orang dengan komposisi dua laki-laki dan dua perempuan, dua orang dengan tinggi +/- 175cm dan dua orang dengan tinggi +/- 150cm, dua anak sulung dan dua anak bungsu. Namanya? Sebut saja Arya, Astin, Mahe, dan Ama. Well, itu nama asli.

default position 1
31 Desember 2015, kami berempat memutuskan untuk menghabiskan malam pergantian tahun bersama. Sempat bingung karena tidak mau berdesak-desakan dengan padatnya antrian kendaraan yang pasti membludak di jalan, tadinya kami sepat memilih untuk stay di salah satu tempat nongski dengan makanan enak yang asik dibayar dengan asas kongsi dari setelah isya. Namun karena bingung harus ngapain aja di sana menunggu pergantian tahun, akhirnya kami memutuskan untuk menyambangi sebuah acara yang diadakan oleh RT 18 di bantaran Kali Code. Kampung Lampion namanya.
Kampung Lampion Kali Code memang tidak sebagus tempat-tempat lain yang menyajikan warna-warni lampu yang banyak dengan bentuk yang variatif. Lampu-lampu yang ada di sini cukup sederhana. Namun ada hal unik dari event yang diadakan warga RT 18 Kali Code ini, pasalnya venue yang digunakan adalah lingkungan pemukiman warga yang disulap menjadi tempat pameran dan pertunjukan sederhana. Pesan yang ingin disampaikan oleh warga di sini juga sangat kental, bahwa mereka khawatir akan hilangnya kearifan lokal, keasrian, dan kenyamanan dari tempat tinggal mereka karena pembangunan hotel besar-besaran yang sekarang sedang dilakukan di Jogja. Selain pameran lampu warna-warni dan foto-foto yang menggambarkan lingkungan Kali Code dulu dan kini, warga juga membuat panggung pertunjukkan sederhana. Salah satu penampilan yang sempat kami tonton adalah pertunjukkan lakon dari salah satu teater kampus. Pesan yang disampaikan dalam lakon tersebut juga dalam namun disampaikan dengan cara yang ringan dan menggelitik, masalah kenyamanan dan keramahan warga Kali Code, kejujuran petinggi-petinggi negara, pembangunan hotel yang meraja lela, dan sebagainya. Secara garis besar aku cukup terkesan dengan ide yang dipilih warga untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Sangat polos, sangat sederhana, tapi mampu menarik masa. Dan sebelum pulang, of course...
default position 2
Selepas dari Kali Code, kami mampir untuk makan di salah satu tempat makan cepat saji di dekat tugu Jogja. Subhanallah... ramenya minta ampun. Tapi karena Mahessa sudah tremor karena belum makan dari pagi, ya sudah terjang saja bung! Antrian pelanggan yang ingin memesan di kasir mengular sampai pintu keluar. Mencoba sabar, akhirnya aku dan Mahe ikut mengantri walaupun sudah tidak ada kursi tersedia untuk makan. Pilihan lain adalah, pesan makanan take away dan makan di luar tempat makan tersebut, seperti orang-orang lain yang ramai "piknik" di area parkir. Memperhatikan orang-orang yang kebagian tempat duduk di dalam ruangan, aku akhirnya menemukan bakal calon tempat kosong yang akan segera ditinggal pelanggan yang makannya sudah mau selesai. Alhamdulillah, nggak perlu ikutan "piknik" di area parkir. Dengan sigap, setelah pelanggan sebelumnya berdiri dari kursi, aku langsung menghampiri pelanggan tersebut lalu bertanya, "Udah selesai, bu?". "Sudah, sudah.", jawab ibu yang datang bersama suami dan dua anaknya itu. Yes! Dapat! Aku langsung duduk dan memanggil Astin dan Arya yang sedang "piknik" di area parkir. Singkat cerita akhirnya kami bisa makan dengan tenang di dalam ruang ber-AC.

Setelah makan, kami menuju ke jalan di dekat aliran Kali Code. Dari situ kembang api dari tugu dan sekitarnya bisa terlihat. Menunggu beberapa menit sampai jam 12, dan akhirnya pesta kembang api dimulai. Sepanjang horison yang kami lihat banyak sekali jenis kembang api, dari yang gede suaranya doang sampai kembang api mahal dari rooftop hotel berbintang. Waaaaah ini malam pergantian tahun yang berbeda dari malam pergantian tahun yang sebelumnya aku lalui. Kalau biasanya hanya diam di rumah atau suatu tempat, sekarang kita turun ke jalan, berbaur dengan warga kota. Senangnya. Selamat memulai hari dari tanggal 1 Januari lagi, people. May we have great days ahead :)